Padang, hantaran.Co--Krisis air pascabanjir bandang mendapat perhatian serius dari DPRD Kota Padang. Kondisi ini dinilai sangat mendesak karena ribuan warga mulai kesulitan memperoleh air untuk kebutuhan harian. DPRD menegaskan bahwa penanganan harus dilakukan cepat dan terukur agar dampak sosialnya tidak semakin meluas.
Ketua DPRD Padang, Muharlion, bersama Ketua Komisi II, Rachmad Wijaya, memanggil manajemen Perumda Air Minum (AM) guna membahas kerusakan instalasi sekaligus merumuskan langkah pemulihan layanan. Dalam pertemuan tersebut, manajemen memaparkan kondisi terkini seluruh intake yang terdampak banjir besar beberapa hari sebelumnya.
Muharlion menjelaskan bahwa banjir bandang menyebabkan 15 instalasi intake Perumda AM terganggu, terutama di wilayah utara Kota Padang yang kini mengalami kekurangan pasokan paling parah. “Situasi tersebut tidak bisa dibiarkan berlarut, mengingat wilayah tersebut merupakan area padat penduduk,” katanya kepada media Selasa (2/12/2025).
Menurutnya, dari tujuh intake di wilayah utara yang biasanya menghasilkan debit 800 liter per detik, kini hanya sekitar 210 liter per detik yang mampu beroperasi. Defisit hampir 600 liter per detik itu disebutnya sebagai kondisi darurat yang menuntut penanganan lintas instansi dan langkah teknis yang cepat.
Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Padang, Rachmad Wijaya, menyampaikan bahwa pihaknya telah mendesak Perumda AM melakukan pemulihan melalui dua tahap, yakni jangka pendek dan jangka menengah. Ia menyebut bahwa langkah darurat perlu diprioritaskan agar distribusi air dapat kembali berjalan meski dengan kapasitas terbatas.
“DPRD meminta Perumda AM memaksimalkan intake yang masih memungkinkan dilakukan rekayasa teknis. Salah satunya intake Palukahan yang dinilai dapat menambah pasokan sekitar 250 liter per detik sebagai suplai darurat. Penambahan sementara tersebut diharapkan mampu meringankan krisis yang tengah terjadi,” ujarnya.







