Padang, hantaran.Co– Rektor UNP Krismadinata, Ph.D., menyebut, jumlah lulusan yang besar sekaligus menegaskan tantangan baru yang dihadapi para alumni, yakni memasuki dunia kerja dan masyarakat dalam situasi global yang penuh ketidakpastian. Persoalan daya saing tamatan, relevansi kompetensi, serta kemampuan bertahan di tengah disrupsi menjadi isu utama yang tidak dapat dihindari.
Ia menegaskan bahwa persoalan tamatan perguruan tinggi saat ini tidak lagi semata soal capaian akademik, melainkan kemampuan beradaptasi menghadapi perubahan cepat akibat disrupsi teknologi, krisis iklim, dan dinamika sosial ekonomi global.
“Jadi, adanya fenomena tamatan perguruan tinggi S1, S2, dan S3 yang masih menganggur, itu merupakan tantangan bagaimana lulusan bisa menciptakan peluang kerja sendiri setelah lulus. Ketidak pastian dunia kerja jangan dijadikan batu sandungan tapi tetap kreatif membaca peluang,” katanya usai prosesi Wisuda ke-141 periode Desember 2025 di tengah situasi sosial yang belum sepenuhnya pulih akibat bencana hidrometeorologi yang melanda Sumatera Barat Minggu (14/12/2025) di Auditorium UNP.
Baca Juga : Bencana Sumatera Masih Berstatus Bencana Provinsi
Menurut Krismadinata, ketidakpastian yang dihadapi generasi muda justru harus dimaknai sebagai ruang pembelajaran. Dunia kerja, kata dia, tidak lagi hanya menilai angka indeks prestasi kumulatif (IPK), tetapi menuntut kontribusi nyata dan solusi atas persoalan yang ada di masyarakat.
Ia juga menyinggung keragaman latar belakang dan karakter tamatan UNP yang menjadi kekuatan tersendiri. Mulai dari tamatanberprestasi akademik, aktivis organisasi, inovator kreatif, hingga mereka yang menempa diri melalui keterbatasan ekonomi dan sosial, seluruhnya memiliki potensi yang sama untuk berhasil.
“Namun demikian, potensi tersebut, tidak akan bermakna tanpa integritas, ketekunan, dan keberanian mengambil keputusan. Ketiga hal itu menjadi persoalan mendasar yang kerap dihadapi tamatan baru ketika berhadapan dengan realitas kehidupan di luar kampus,” ujarnya.
Krismadinata juga mengingatkan bahwa ijazah bukanlah solusi instan atas persoalan masa depan. Ijazah hanyalah kunci awal yang harus diiringi dengan kerja keras, kemampuan belajar berkelanjutan, serta kepekaan membaca perubahan lingkungan sekitar.
Dalam konteks itu, falsafah Minangkabau “Alam Takambang Jadi Guru” kembali ditegaskan sebagai pegangan hidup lulusan UNP. Nilai tersebut diharapkan mampu membentuk lulusan yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh secara sosial dan moral.







