Banner
Berita

Bencana Sumbar, Bundo Kanduang: Alam Tak Pernah Ingkar, Kita yang Berkhianat

0
×

Bencana Sumbar, Bundo Kanduang: Alam Tak Pernah Ingkar, Kita yang Berkhianat

Sebarkan artikel ini
Bencana

Padang, hantaran.Co–Bencana ekologis yang terus berulang di Sumatra Barat kembali membuka tabir kegagalan manusia membaca alamnya sendiri. Di tengah duka dan kerusakan, suara kearifan lokal Minangkabau kembali mengemuka, mempertanyakan arah pembangunan yang dinilai kian menjauh dari falsafah hidup masyarakatnya.

Ketua Bundo Kanduang Sumatera Barat, Prof Puti Reno Raudha Thaib dengan nada getir menyebut bahwa masyarakat Minangkabau hari ini bukan kalah oleh alam, melainkan kalah oleh kelalaiannya sendiri. “Kita ini seperti lupa kepada guru kita. Orang Minangkabau diajarkan alam takambang jadi guru. Alam sudah memberi tanda, tapi kita tidak lagi mau membaca,” ujarnya dalam diskusi penanganan bencana di Padang Senin (15/12/2025).

Menurut Prof Puti Reno, dalam adat Minangkabau, pemilihan ruang hidup selalu berpijak pada kehati-hatian ekologis. Rumah dibangun di tanah keras, ladang dijaga dari erosi, dan sungai diperlakukan sebagai ruang hidup yang tidak boleh diganggu. Namun prinsip itu kini tergerus oleh logika pembangunan yang serba instan.

“Hari ini rumah-rumah berdiri di bantaran sungai. Ini bukan sekadar pelanggaran teknis, ini pengingkaran terhadap adat dan akal sehat,” tegasnya.

Baca Juga : WR III UBH: Sumbar Selalu Kelabakan, Negara Tak Boleh Terus Menunda Penanganan Berkelanjutan

Ia menilai persoalan tersebut bukan semata kesalahan masyarakat, melainkan kegagalan sistemik dalam edukasi dan pengendalian pembangunan. Ketika nilai lokal ditinggalkan, tata ruang modern pun kehilangan arah dan ruhnya. “Ini soal pendidikan kolektif. Kalau sejak awal orang diingatkan bahwa sungai bukan tempat tinggal, maka bencana tidak akan sedekat ini dengan kita,” katanya.