Banner
Berita

Khawatir Keselamatan Anak dan Lansia, Warga Tabiang Banda Gadang Tolak Tempati Huntara Rusunawa Lubuk Buaya

0
×

Khawatir Keselamatan Anak dan Lansia, Warga Tabiang Banda Gadang Tolak Tempati Huntara Rusunawa Lubuk Buaya

Sebarkan artikel ini
Khawatir Keselamatan Anak dan Lansia, Warga Tabiang Banda Gadang Tolak Tempati Huntara Rusunawa Lubuk Buaya
Khawatir Keselamatan Anak dan Lansia, Warga Tabiang Banda Gadang Tolak Tempati Huntara Rusunawa Lubuk Buaya. ist

PADANG, HANTARAN.Co — Proses relokasi warga terdampak banjir dari Kelurahan Tabiang Banda Gadang, Kecamatan Nanggalo, ke Rusunawa Lubuk Buaya, Kota Padang pada Sabtu (20/12/2025)
diwarnai dinamika di lapangan.

Sejumlah keluarga terdampak menyatakan keberatan menempati hunian sementara tersebut, terutama karena faktor keamanan bangunan yang berlantai empat.

Kekhawatiran warga mencuat saat proses pemindahan dilakukan. Mereka menilai Rusunawa belum sepenuhnya ramah bagi anak-anak dan lansia yang ikut mengungsi.

“Kami takut anak-anak tidak terkontrol, apalagi kalau harus naik turun tangga. Risiko jatuh dari ketinggian itu yang membuat kami waswas,” ujar salah seorang warga terdampak, Sabtu (20/12/2025).

Baca juga : Presiden Mahasiswa UIN Imam Bonjol Apresiasi MTQ Nasional ke-41 Sumbar di Bukittinggi

Penolakan itu sempat memicu ketegangan kecil, namun situasi tetap terkendali. Warga menegaskan, keberatan mereka bukan karena menolak bantuan pemerintah

Melainkan lebih pada aspek keselamatan keluarga selama masa pengungsian. Bagi mereka, pengalaman traumatis akibat banjir masih membekas, sehingga faktor keamanan menjadi perhatian utama.

Warga berharap dapat kembali sementara ke posko pengungsian awal yang dinilai lebih aman dan mudah diawasi, sambil menunggu proses pembersihan material banjir di lingkungan tempat tinggal mereka.

Hingga kini, endapan lumpur dan material kayu sisa banjir masih menutup akses jalan serta menggenangi sejumlah rumah, membuat warga belum bisa kembali beraktivitas normal.

Di sisi lain, relokasi ke Rusunawa Lubuk Buaya sejatinya disiapkan pemerintah sebagai solusi hunian sementara yang lebih layak dan terpusat.

Namun, peristiwa ini menjadi catatan penting bahwa penanganan pascabencana tidak hanya soal ketersediaan tempat tinggal, tetapi juga memastikan rasa aman dan nyaman bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia.

Warga berharap pemerintah daerah dapat mengevaluasi kembali skema relokasi, termasuk penempatan hunian yang lebih sesuai dengan kondisi sosial dan psikologis pengungsi.

“Kami hanya ingin tempat yang aman untuk keluarga, sampai rumah kami benar-benar bisa ditempati lagi,” tutur warga lainnya.

Situasi ini mencerminkan tantangan penanganan bencana di perkotaan, di mana solusi cepat perlu diimbangi dengan pendekatan humanis agar kebijakan pemulihan benar-benar menjawab kebutuhan warga terdampak. (h/fzi)

Penulis: M. Fauzi