Agustus Sumbar Digoyang 12 Kali Gempa, Pakar Sebut Megatrush Mentawai ‘ Ibarat Buah Sudah Matang’

Gempa

Gempa. Ilustrasi

PADANG, hantaran.co — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Padang Panjang mencatat hingga 28 Agustus 2020, terjadi sebanyaknya 12 kejadian gempa bumi di wilayah Sumbar.


Ke-12 gempa bumi tersebut yaitu pada tanggal (1/8) dengan Magnitudo 3.7 dan berpusat di Air Haji Pessel dan dengan Magnitudo 3.4 di Nias Barat. Pada tanggal (2/8), dengan Magnitudo 3.4 di Siberut Kep. Mentawai dan dengan Magnitudo 3.6 di Sipora Kepulauan Mentawai. Pada tanggal (4/8) dengan Magnitudo 3.9 dan 5.1 di Painan Pessel.


Berikutnya pada tanggal (12/8), dengan Magnitudo 3.0 di Kabupaten Agam. Pada tanggal 19/8 dengan Magnitudo 2.2 di Bukittinggi. Pada tanggal 20/8 dengan Magnitudo 2.3 di Pasaman Barat dan Magnitudo 4.1 di Pessel.


Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Padang Panjang, Mamuri, mengatakan, di tengah tatanan hidup kenormalan baru, masyarakat diimbau tidak lengah dan tetap mewaspadai potensi kejadian gempa.


“Kepada masyarakat diimbau untuk selalu waspada karena Sumbar daerah rawan gempa bumi dan kejadian gempa bumi hingga saat ini belum dapat diprediksi kapan waktunya,” ujarnya kepada haluan Jumat kemarin.


Saat ini, sesar Mentawai memang merupakan sesar aktif yang dapat menimbulkan gempa bumi kapan saja. Mengingat wilayah Sumatera Barat adalah daerah dengan potensi gempa bumi cukup tinggi karena keberadaan zona subduksi Sesar Mentawai dan Sesar Sumatera, maka sikap tenang sembari waspada tetap harus dikedepankan.


“BMKG tetap mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan tetap tenang. Jika ada isu berkaitan gempa bumi, bisa langsung menghubungi BMKG Padang Panjang,” ujar Mamuri.


Sementara itu, Pengamat Gempa yang juga akademisi di Universitas Andalas (Unand), Badrul Mustafa Kemal, mengatakan bahwa potensi gempa di Megatrust Mentawai bisa terjadi kapan saja.
“Harap diingat bahwa potensi gempa besar di segmen Siberut ini bisa saja keluar tanpa ada pengaruh dari aktivitas tektonik di dekatnya. Sebab, ibarat buah, ia sudah matang,” kata Badrul.


Badrul menilai kemungkinan terburuk ke depan dengan keluarnya gempa besar di segmen Siberut bisa saja terjadi, tetapi bisa juga tidak terjadi apa-apa.
“Karena kita tidak tahu pasti apa yang terjadi terhadap potensi gempa di Megathrust Mentawai segmen Siberut, maka kita harus terus siap siaga menghadapi kemungkinan ini,” pungkasnya.


Badrul juga mengimbau masyarakat membangun kesiapsiagaan ganda. “Apalagi dengan kondisi wabah pandemi Covid-19 ini, kesiapsiagaan ganda harus dibangun. Siap siaga terhadap Covid dan gempa besar,” tutur nya lagi. 


Yessi/hantaran.co

Exit mobile version