Angka Kematian Pasien Covid-19 Belum Terkendali

bocah canduang tewas

Ilustrasi

PADANG, hantaran.co — Satgas Penanganan Covid-19 mengakui bahwa angka kematian pasien Covid-19 masih naik turun atau belum terkendali. Secara Nasional hingga Selasa (2/2/2021), sudah 30.581 pasien yang meninggal dunia dari angka keseluruhan 1.099.687 kasus positif. Sementara itu di Sumbar, angka kumulatif kasus kematian pasien mencapai 612 dari angka keseluruhan 27.092 kasus positif.

Menilik pada data perkembangan penanganan Covid-19 sepanjang Januari 2020, Satgas Covid-19 Nasional mencatatkan Jawa Timur sebagai provinsi dengan angka kumulatif kematian pasien tertinggi dengan 7.805. Disusul Jawa Tengah (5.053), DKI Jakarta (4.273), Jawa Barat (1.923), dan Kalimantan Timur pada posisi kelima (991).

“Kita masih belum berhasil mengendalikan kematian di tingkat nasional. Sampai sekarang masih fluktuatif. Naik turun,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Nasional Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers yang ditayangkan pada YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (2/2/2021).

Wiku menjelaskan, pada pekan sebelumnya, angka kematian pasien Covid-19 di Tanah Air sempat mengalami penurunan hingga 3 persen. Namun, angka tersebut melonjak tajam pekan ini hingga mencapai 25,3 persen. Berdasarkan data 31 Januari 2021, kenaikan angka kematian mingguan tertinggi terjadi di Jawa Barat dengan 12.171 kasus.

“Ini tentu menjadi kondisi yang perlu menjadi perhatian kita bersama. Kita perlu memprioritaskan penekanan angka kematian ini. Sebab, semakin kecil angka kematian, maka tingkat kesembuhan pasien Covid-19 dapat lebih mudah ditingkatkan,” katanya lagi.

Untuk menekan angka kematian, sambungnya, dapat dilakukan dengan memperbaiki kualitas layanan kesehatan di rumah sakit rujukan Covid-19, terutama bagi kelompok lanjut usia. Menurut Wiku, lansia yang cenderung memiliki daya tahan tubuh lebih rendah dan penyakit komorbid atau bawaan, akan mengalami kondisi yang lebih parah saat terinfeksi Covid-19.

Namun demikian, hal ini bukan berarti kematian Covid-19 tak dapat terjadi pada pasien usia muda. “Berdasarkan data, 77,5 persen kasus positif dan 78,6 persen kesembuhan berasal dari usia 19-59 tahun. Sedangkan angka kematian ini didominasi oleh usia lebih dari 59 tahun yaitu sebanyak 47,1 persen,” kata Wiku lagi.

Respons Sumbar

Di sisi lain, Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. M. Djamil Padang mengatakan, sistem rujukan terintegrasi yang terbangun di Sumbar sudah cukup baik, sehingga ikut berpengaruh pada rendahnya angka kamatian pasien Covid-19. Sebab, setiap pasien dengan gejala berat langsung dilaporkan oleh rumah sakit rujukan daerah, dan direspons cepat oleh RSUP M. Djamil.

“Sekarang itu ada sekitar 800-an tempat tidur di RSUP Djamil. Kita alokasikan sebanyak 31 persen itu khusus untuk penanganan pasien Covid-19. Ada sekitar 255 tempat tidur yang kita siapkan, dan jumlah ketersediaan itu terus berubah tergantung kebutuhan,” kata Yusirwan kepada Haluan, Selasa (2/2/2021).

Dari jumlah alokasi tempat tidur itu, kata Yusirwan lagi, 68 tempat tidur merupakan sarana Intensive Care Unit (ICU) yang diperuntukkan bagi penanganan pasien Covid-19 dengan gejala berat. Bahkan, RSUP M. Djamil menjadi rumah sakit yang paling banyak menyediakan sarana tempat tidur ICU dari seluruh rumah sakit yang ada di Sumatra.

“Jadi, kalau ada pasien dengan gejala berat, kami langsung merespons. Rumah sakit di daerah kabupaten/kota melaporkan, dan kami segera menyiapkan sarana rawatannya di RS Djamil. Sistem ini terbangun cukup baik dan mampu menahan laju pasien meninggal, karena lekas ditangani secara intensif,” kata Yusirwan yang juga Ketua Persatuan Rumah Sakit Indonesia (Persi) wilayah Sumbar.

Sebelumnya, Juru Bicara (Jubir) Satgas Penanganan Covid-19 Sumbar Jasman Rizal juga menyatakan, bahwa Sumbar sudah berada di jalur yang tepat dalam pengendalian Covid-19, dan bahkan menjadi daerah percontohan bagi daerah-daerah lain di Indonesia. “Berdasarkan data dan fakta yang ada, Sumbar berada di jalur yang tepat,” kata Jasman kepada Haluan.

Penilaian itu, didasari Jasman dari sikap konsisten pemerintah daerah dalam mengedukasi dan melakukan sosialisasi, pelacakan kontak kasus, pengujian sampel, dan penerapan Perda Nomor 6 Tahun 2020 tentang Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), yang membuat masyarakat lebih taat protokol kesehatan (prokes) dan menjadi faktor paling penting dibalik klaim keberhasilan Sumbar mengendalikan Covid-19.

“Sebab itu, hingga kini Sumbar masih menjadi daerah terbaik dalam penanganan. Tingkat kesembuhan pasien di atas 90 persen dan keterisian rumah sakit hanya di angka 30-35 persen,” katanya lagi.

Namun demikian, ia menegaskan bahwa pemerintah daerah di Sumbar tidak akan berhenti melakukan edukasi dan penindakan di semua lini. Selain itu, program vaksinasi bagi masyarakat juga diikuti sesuai arahan Presiden Jokowi untuk semakin menekan penularan. (*)

Ishaq/hantaran.co

Exit mobile version