Wisata

Festival Budaya Tabuik Pariaman Kembaki Bidik KEN

7
×

Festival Budaya Tabuik Pariaman Kembaki Bidik KEN

Sebarkan artikel ini

Pariaman, hantaran.Co–Festival Budaya Tabuik Kota Pariaman kembali membidik posisi dalam Karavan Event Nusantara (KEN) 2026 setelah sempat absen pada daftar tahun 2025. Pemerintah Kota Pariaman optimistis festival budaya terbesar di daerah itu bisa kembali menembus kurasi nasional.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman, Ferialdi, saat diwawancarai Harian Haluan beberapa waktu lalu, mengatakan pihaknya menargetkan Tabuik kembali masuk daftar iven terbaik nasional tersebut. Pasalnya, setelah pertama kali lolos kurasi dan tampil sebagai bagian KEN pada 2024, Festival Tabuik sempat tidak terpilih untuk 2025.

Menurutnya, proses seleksi KEN untuk 2026 sudah berjalan hingga tahap kedua. Seluruh dokumen administrasi telah dinyatakan lengkap, sementara pemko juga telah memaparkan konsep acara dalam presentasi tahap dua yang menjadi penilaian utama kurator. “Sekarang kami tinggal menunggu hasilnya. Pengumuman dijadwalkan keluar pada awal 2026 mendatang,” ujarnya.

Ia menjelaskan, sebanyak delapan event dari Sumatera Barat telah diajukan untuk kurasi akhir di tingkat kementerian. Semua iven ini lolos seleksi administrasi tahap pertama dan kini berada pada tahap penilaian final. “Termasuk Tabuik. Tinggal menunggu apakah masuk daftar resmi atau tidak,” kata Ferialdi.

Pemko Pariaman, lanjutnya, sangat serius mempersiapkan presentasi tahap kedua, terutama dalam memaparkan kekuatan budaya Tabuik sebagai atraksi ritual yang unik dan tidak dimiliki daerah lain. Narasi tentang sejarah, prosesi, peran masyarakat, hingga nilai budaya dari setiap rangkaian ritual disampaikan secara menyeluruh.

Selain memaparkan keaslian tradisi, pemko juga menekankan inovasi yang akan dihadirkan pada penyelenggaraan Tabuik tahun depan. Tujuannya, festival tidak hanya kuat dari sisi sejarah, tetapi juga memiliki daya tarik modern yang relevan dengan wisatawan masa kini. “Kita ingin Tabuik semakin semarak, tanpa menghilangkan pakem budaya yang telah diwariskan turun-temurun,” jelasnya.

Salah satu inovasi besar yang disiapkan adalah Karnaval Multi Etnis, sebuah arak-arakan budaya yang melibatkan berbagai kelompok masyarakat dari etnis berbeda yang sudah lama hidup di Pariaman. Mulai dari komunitas Kampung Kaliang, Kampung Jawa, hingga keturunan Tionghoa yang masih menetap di kota itu.

Karnaval ini, kata Ferialdi, akan menjadi simbol keberagaman sekaligus penguatan identitas Pariaman sebagai kota yang terbuka dan harmonis. “Pariaman itu dulu kota pelabuhan. Banyak etnis datang dan saling berbaur. Inilah yang ingin kita tampilkan kembali,” ucapnya.

Selain karnaval, pemko juga berencana menghidupkan kembali berbagai permainan anak nagari dan kesenian lama Minangkabau yang mulai jarang ditemui. Di antaranya permainan tradisional layang-layang, atraksi maelo pukek, hingga festival silek sebagai bagian dari rangkaian Tabuik 2026.

Pada sektor kuliner, Festival Tabuik tahun depan juga akan menampilkan bazar makanan tradisional khas Pariaman, termasuk lapek poci dan sejumlah hidangan klasik yang kini mulai jarang ditemukan. Kehadiran bazar ini ditargetkan menghidupkan ekonomi UMKM sekaligus memperkuat aroma budaya lokal.

Namun, Ferialdi mengakui tantangan cukup besar juga menanti penyelenggaraan Tabuik 2026, terutama terkait penyesuaian dana akibat kebijakan efisiensi. Kendati demikian, ia memastikan kreativitas dan partisipasi masyarakat akan menjadi penopang utama agar festival tetap berlangsung meriah.

Ia menambahkan, pemerintah daerah bersama para pelaku budaya sudah mulai merancang strategi pelaksanaan agar pengurangan anggaran tidak memengaruhi substansi event. “Kita optimistis. Dengan dukungan masyarakat dan inovasi konsep, Tabuik tetap bisa menjadi kalender budaya yang membanggakan,” tuturnya.

Ferialdi berharap hasil kurasi KEN 2026 membawa kabar baik bagi Kota Pariaman. Jika berhasil lolos, festival tersebut diyakini dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisata sekaligus memperkuat posisi Pariaman sebagai kota budaya yang memiliki tradisi unik dan berkarakter