Sumbar

Pariaman Genjot Perbaikan Akses serta Bantuan Warga

4
×

Pariaman Genjot Perbaikan Akses serta Bantuan Warga

Sebarkan artikel ini
Pariaman

Pariaman, hantaran.Co–Setelah sebelumnya Pemko Pariaman menetapkan status darurat bencana dan meliburkan sekolah akibat banjir, kondisi cuaca yang mulai membaik sejak Minggu (30/11/2025) membawa perubahan di beberapa kawasan. Meski intensitas hujan telah menurun, dampak cuaca ekstrem selama sepekan terakhir masih menyisakan pekerjaan besar, mulai dari kerusakan fasilitas umum hingga akses warga yang belum sepenuhnya normal.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Pariaman, Radius Syahbandar, menyebut membaiknya cuaca tidak otomatis mengakhiri fase tanggap darurat. Ribuan warga masih terdampak dan pemulihan akses terus dikebut. “Cuaca sudah stabil, tapi dampak yang ditinggalkan cukup luas. Kami masih fokus pada pembukaan akses, pendataan, dan memastikan kebutuhan warga terpenuhi,” jelas Radius.

Data terbaru BPBD menunjukkan sebanyak 7.537 jiwa terdampak dengan 2.216 rumah terendam dan 58 rumah rusak ringan hingga sedang. Fasilitas umum seperti 45 sekolah, satu rumah ibadah, serta drainase dan jembatan di sejumlah titik ikut terdampak.

Wali Kota Pariaman, Yota Balad, menegaskan seluruh perangkat daerah tetap siaga selama masa darurat berlangsung. “Kita tidak boleh lengah meski cuaca sudah cerah. Pemulihan harus cepat supaya masyarakat bisa kembali beraktivitas. Pemerintah bergerak bersama BPBD, OPD terkait, TNI, Polri, dan relawan,” ujarnya.

Di sektor pertanian, 961,5 hektare sawah serta 23 hektare perkebunan terendam. Kondisi ini berpotensi memengaruhi hasil panen jika genangan tidak cepat surut. “Kita telah koordinasi dengan Dinas Pertanian terkait langkah mitigasi awal,” kata Radius.

Kerusakan infrastruktur juga cukup berat. Ruas jalan Lingkar Kampung Apar, Pasir Sunur, Rimbo Sitapuan, hingga beberapa akses antar desa dilaporkan berlumpur dan terputus. Dinding penahan tanah dan sejumlah bendungan di bantaran sungai seperti Batang Piaman, Santok, serta Batang Mangguang ikut rusak. Jembatan WFC di Desa Kampung Apar kini dalam pengawasan teknis.

“Tim sudah bekerja sejak pagi hingga malam. Kita turunkan alat berat untuk membersihkan material longsor dan pohon tumbang,” sebut Radius. Selama periode cuaca ekstrem, tercatat 66 titik pohon tumbang, 5 titik angin kencang, dan 6 titik longsor.

Estimasi kerugian sementara mencapai Rp131,6 miliar dan diperkirakan bertambah seiring verifikasi lanjutan. Meski demikian, Wali Kota memastikan tidak ada korban jiwa. “Kerugian bisa kita pulihkan, tapi yang paling penting masyarakat aman. Ini prioritas,” tegas Genius.

Saat ini BPBD bersama TNI, Polri, PMI, dan relawan tengah mempercepat pembersihan, penyedotan genangan, perbaikan drainase, serta penguatan tebing sungai. Posko darurat tetap dibuka hingga status darurat dicabut. “Kami bekerja maksimal agar aktivitas warga bisa pulih secepat mungkin,” tutup Radius.