Ia menuturkan, dampak bencana yang terjadi dapat mengganggu rantai nilai berbagai sektor, mulai dari pertanian, perdagangan, hingga distribusi kebutuhan pokok. Dengan gangguan pada produksi dan infrastruktur, implikasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) regional diperkirakan cukup signifikan.
“Tahun lalu kita melihat bagaimana lahan pertanian banyak yang habis saat galodo. Ketika lahan hilang, produktivitas hilang. Jika produktivitas hilang, otomatis pertumbuhan ekonomi bisa melambat hingga tidak bergerak sama sekali,” ujarnya.
Terkait pemulihan, selain mengandalkan anggaran pemerintah, Sri Maryati menekankan perlunya mendorong partisipasi sektor swasta, terutama melalui program tanggung jawab sosial (CSR). Menurutnya, perusahaan BUMN maupun swasta dapat berkontribusi besar dalam pemulihan infrastruktur dan fasilitas publik.
“BUMN punya CSR yang kuat, ini saatnya digerakkan. Kalau sekarang di media sosial ada gerakan ‘dari rakyat untuk rakyat’, maka perusahaan, baik BUMN maupun swasta, juga harus ikut turun. Kita harus bahu-membahu menyelesaikan dulu darurat bencana ini. Setelah situasi lebih stabil baru kita bisa bicara investasi,” katanya.
