Rachmad juga menyoroti kondisi intake Latung yang mengalami kerusakan berat pada tiga unit pompa. Padahal, intake tersebut sebelumnya menyumbang lebih dari 200 liter per detik untuk pemenuhan kebutuhan air di wilayah utara. Ia mengkritisi estimasi kedatangan pompa baru yang diperkirakan memakan waktu dua bulan, karena terlalu lama bagi masyarakat.
Menyikapi hal ini, DPRD mengusulkan langkah alternatif berupa peminjaman atau penyewaan pompa dari daerah lain yang memiliki cadangan alat. Muharlion meminta Perumda AM segera berkomunikasi dengan pemerintah daerah di Bekasi, Tangerang, Medan, atau Bogor untuk mencari peralatan yang bisa dipinjam sementara.
“Selain mengupayakan tambahan suplai darurat, kami juga meminta Perumda AM menyusun peta wilayah yang belum terlayani dan memberlakukan jadwal suplai bergilir. Dengan pola distribusi tersebut, warga diharapkan dapat menyiapkan penampungan air dan minimal memperoleh akses air bersih setiap dua hari sekali,” tambah Muharlion.
DPRD Kota Padang memastikan akan menurunkan tim khusus untuk memantau langsung perkembangan upaya perbaikan di lapangan. Langkah ini dilakukan untuk memastikan seluruh proses pemulihan berjalan sesuai rencana dan kebutuhan masyarakat terpenuhi secepat mungkin. DPRD menegaskan komitmennya untuk terus mengawal persoalan ini hingga layanan air bersih kembali normal sepenuhnya







