Pendidikan

SMA N 12 Padang Liburkan Sekolah, 161 Siswa Terdampak Bencana

0
×

SMA N 12 Padang Liburkan Sekolah, 161 Siswa Terdampak Bencana

Sebarkan artikel ini
SMA

Padang, hantaran.Co--SMA Negeri 12 Padang di Kecamatan Nanggalo menjadi salah satu sekolah yang terdampak paling parah akibat banjir bandang yang melanda Kota Padang pada akhir pekan lalu. Banjir yang disertai lumpur dengan ketinggian mencapai 1 hingga 1,2 meter itu merusak hampir seluruh fasilitas sekolah sehingga 1.068 siswa harus diliburkan hingga kondisi membaik.

Kepala SMA 12 Padang, Ikhwan Syah, mengatakan banjir yang menghantam sekolahnya terjadi dua kali dalam dua hari. “Banjir pertama terjadi Kamis pagi, setinggi 80 sentimeter. Setelah sempat surut, Jumat dini hari air kembali naik hingga mencapai 1 sampai 1,2 meter,” ungkapnya di sekolah itu, Rabu (3/12/2025).

Ikhwan menyebutkan, total area sekolah yang terdampak mencapai 14.000 meter persegi. Sebanyak 32 ruang kelas, berbagai ruang laboratorium, ruang administrasi, ruang guru, ruang wakil kepala sekolah, ruang BK, hingga ruang kepala sekolah ikut terendam lumpur setebal hampir satu meter.

“Kita bisa melihat sendiri lumpurnya sangat tinggi. Seluruh peralatan komputer terendam. Banyak meja kursi hanyut dan patah-patah,” ujarnya.

Selain merusak fasilitas belajar, bangunan di bagian belakang sekolah juga mengalami kerusakan struktural. “Ada dua lantai bangunan yang turun karena berada dekat aliran sungai,” katanya.

Menurut data yang ia ketahui, SMA 12 Padang pernah terdampak banjir besar pada tahun 2012. Namun bencana kali ini disebut jauh lebih parah. “Dulu memang pernah, tapi kondisi sekarang lebih parah dari 2012,” ujarnya.

Ia menambahkan jumlah siswa SMA 12 Padang mencapai 1.068 orang. Dari jumlah itu, 161 siswa dilaporkan terdampak dalam kategori sedang dan parah.Sementara dari 65 guru dan 20 pegawai, ada 12 orang yang turut terdampak.

Saat ini sekolah meliburkan proses belajar mengajar,  namun siswa yang tidak terdampak diminta hadir guna membantu pembersihan sekolah.

“Kami ajak anak-anak ikut membersihkan sekolah. Kalau sekolah lain tengah ujian akhir semester, tetapi kondisi tidak memungkinkan. Namun demikian sudah kita siapkan metode ujiannya bisa dilakukan secara daring,” jelas Ikhwan.

Dikatakannya lagi, sejak hari Sabtu lalu, berbagai pihak telah membantu pembersihan, mulai dari TNI, Polri, Damkar, BPBD, BNPB, hingga relawan.

Menurut Ikhwan, percepatan pemulihan sangat bergantung pada tambahan bantuan. “Semakin banyak yang datang membantu, semakin cepat sekolah bisa pulih,” ujarnya.

Terkait kapan sekolah dapat kembali normal, ia mengaku belum bisa memastikan. “Kami pantau dulu. Kalau selesai pembersihan bisa kembali berlangsung proses belajar mengajar di sekolah. Untuk sekarang, fokusnya membersihkan seluruh area dan memastikan proses pembelajaran bisa tetap berjalan meski secara daring,” ujarnya.