Pariaman, hantaran.Co–Usai banjir dan longsor melanda sejumlah titik di Kota Pariaman, pemerintah daerah bergerak cepat melakukan pemulihan sambil menyiapkan usulan bantuan rekonstruksi ke BNPB.
Langkah ini diambil setelah kerugian akibat bencana hidrometeorologi mencapai Rp131,6 miliar, melampaui kemampuan APBD untuk penanganan menyeluruh.
Wali Kota Pariaman, Yota Balad, meninjau langsung beberapa lokasi terdampak, termasuk ruas jalan yang tertimbun longsor. Menurutnya, pembersihan akses dan penanganan rumah warga yang rusak menjadi prioritas pemerintah di hari-hari awal pemulihan.
“Kita memantau titik-titik yang terkena longsor dan langsung menurunkan eskavator untuk pembersihan. Bersamaan dengan itu, rumah warga yang terdampak banjir juga mulai kita benahi,” ujarnya, Rabu (3/12/2025).
Sejumlah warga yang rumahnya mengalami kerusakan telah dievakuasi dan diberi bantuan darurat. Yota menegaskan bahwa Pemko tidak menunda-nunda proses penanganan lapangan, terlebih pada kawasan yang mengalami kerusakan berat.
“Beberapa jalan yang rusak parah sudah kita tindaklanjuti. Untuk akses yang tidak bisa digunakan, kita segera laporkan ke BNPB agar bisa dibantu melalui dana rekonstruksi,” katanya.
Ia menyebutkan bahwa meski skala bencana di Pariaman tidak sebesar daerah lain, kerugian yang mencapai Rp131 miliar menjadikan pemulihan harus dilakukan dengan dukungan pusat.
“Kondisi kita cukup berat. Tanpa bantuan rekonstruksi dari pemerintah pusat, perbaikan sarana dan prasarana akan sulit ditangani secara cepat,” jelasnya.
Pemko juga mengikuti perkembangan kebijakan nasional terkait status bencana untuk memastikan langkah penanganan lokal selaras dengan arahan pemerintah pusat.
“Kita menunggu arahan pusat. Kalau memang dinyatakan sebagai bencana nasional, tentu kita siap mengikuti prosedur sesuai ketetapan tersebut,” tutup Yota Balad.
Sebelumnya, Kota Pariaman termasuk ke dalam wilayah Sumbar yang terkena dampak cuaca ekstrem akibat bibit siklon tropis 95B yang terdeteksi sejak 21 November 2025 di Selat Malaka bagian timur perairan Aceh. Keberadaan bibit siklon tersebut memicu pola pertemuan arus angin atau massa udara, sehingga pertumbuhan awan.







