Berita

Kayu Gelondongan Berserakan di Pancuang Taba, Novermal Serukan Stop Pembalakan Liar di Bayang Utara

0
×

Kayu Gelondongan Berserakan di Pancuang Taba, Novermal Serukan Stop Pembalakan Liar di Bayang Utara

Sebarkan artikel ini
Kayu Gelondongan Berserakan di Pancuang Taba
Kayu Gelondongan Berserakan di Pancuang Taba. ist

PESISIR SELATAN, HANTARAN.Co — Bencana galodo yang menghantam Pancuang Taba, Kecamatan Bayang Utara, Kabupaten Pesisir Selatan, kembali membuka luka lama terkait kerusakan hutan dan maraknya pembalakan liar. Anggota DPRD Pesisir Selatan Fraksi PAN, Novermal, yang meninjau lokasi pada Sabtu (6/12/2025), menegaskan bahwa galodo ini bukan hanya bencana alam, tetapi juga akibat dari ulah tangan manusia.

Didampingi Anggota DPRD Zulfian Apriyanto dan Ketua Perwakilan Anak Nagari Bayang Nan Tujuah Koto Nan Salapan, Ikhlas Rasuki, Novermal melihat langsung kondisi permukiman yang luluh lantak oleh material lumpur, bebatuan, serta kayu gelondongan berukuran besar yang terbawa arus.

Novermal menyebut, data sementara menunjukkan skala kerusakan yang sangat besar, yakni 4 rumah hanyut, 21 rumah rusak berat, 5 rumah rusak sedang, 24 rumah rusak ringan, 2 rumah ibadah hancur, 72 KK (250 jiwa) terdampak, dan puluhan hektare sawah siap panen musnah disapu arus.

“Tumpukan kayu gelondongan yang berserakan di sungai menjadi bukti kuat bahwa kawasan hulu semakin kritis. Ini musibah, tapi kita tidak boleh tutup mata,” ujarnya di lokasi.

Novermal selama ini dikenal vokal menyuarakan penghentian aktivitas pembalakan liar di Bayang Utara. Melihat kondisi lapangan, ia kembali menegaskan bahwa kerusakan hutan menjadi salah satu faktor pemicu bencana.

“Mengerikan. Galodo ini sudah meluluhlantakkan rumah, sawah, dan kehidupan warga. Dan kita harus jujur, tumpukan kayu ini tidak datang sendiri. Ini alarm keras, agar kita benar-benar menghentikan pembalakan liar ini,” katanya.

Ia menegaskan bahwa bencana seperti ini akan terus berulang jika hutan di wilayah Bayang Utara tidak segera dipulihkan.

“Sejak awal saya suarakan, hentikan pembalakan liar. Setiap batang kayu yang hilang di hulu, hari ini dibayar dengan air mata warga di hilir,” ucap Novermal.

Menurutnya, saat ini di Pancuang Taba membutuhkan alat berat untuk membuka akses dan membersihkan tumpukan kayu.

“Excavator harus segera didatangkan. Normalisasi sungai tidak bisa ditunda. Material kayu ini menutup aliran air dan sangat berbahaya jika hujan kembali turun,” tegasnya.

Selain itu, ia meminta percepatan pembangunan hunian sementara serta bantuan alat masak dan bahan pangan bagi warga yang kini mengungsi ke rumah keluarga dan tetangga.

Novermal pun meminta penegakan hukum terhadap pelaku perusakan hutan harus dipertegas.

“Kita sudah terlalu sering berduka karena galodo. Pemerintah daerah dan aparat penegak hukum harus hadir lebih kuat. Kalau pembalakan liar tidak dihentikan sekarang, korban berikutnya tinggal menunggu waktu,” pungkasnya. (h/kis)

Penulis: Okis Mardiansyah