Agam, hantaran.Co--Desa Wisata Koto Gadang kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu destinasi budaya unggulan di Sumatera Barat setelah berhasil meraih juara dua pada ajang Wonderful Indonesia Award (WIA) 2025 untuk kategori kebudayaan.
Kabid Pengembangan dan Promosi Wisata Disparpora Kabupaten Agam Adek Ariani, Senin (8/12/2025 ), mengatakan pencapaian ini merupakan bukti kuat bahwa Koto Gadang mampu menjaga dan mengembangkan kearifan lokal di tengah persaingan industri kreatif modern.
“Kami sangat bangga karena Desa Wisata Koto Gadang mampu menjadi runner up di tingkat nasional. Ini menunjukkan bahwa kekayaan budaya yang dimiliki masih sangat relevan dan diapresiasi masyarakat luas,” ujarnya.
Menurut Adek, salah satu poin penilaian penting dalam WIA 2025 adalah konsistensi masyarakat Koto Gadang dalam melestarikan kerajinan perak dan sulaman khas Koto Gadang. Dua produk budaya ini telah menjadi identitas desa dan tetap bertahan di tengah ekspansi produk modern yang kini membanjiri pasar.
Baca Juga : 7 Jurnalis Muda Indonesia Dalami Budaya dan Media Jepang
“Kerajinan perak dan Sulaman Koto Gadang tidak hanya dipertahankan, tetapi juga terus dikembangkan tanpa menghilangkan unsur tradisinya. Ini yang membuatnya tetap dicari dan diminati, bahkan hingga mancanegara,” kata Adek.
Ia menyebut, kunjungan wisatawan ke Koto Gadang memperlihatkan tren yang sangat positif. Setiap harinya, rata-rata lebih dari 200 orang datang untuk melihat langsung proses pembuatan perak, membeli produk kerajinan serta menikmati suasana desa budaya yang masih terjaga.
“Jumlah kunjungan yang mencapai 200 orang per hari menjadi bukti bahwa Koto Gadang memiliki daya tarik kuat. Wisatawan ingin merasakan pengalaman budaya yang autentik dan Koto Gadang mampu menyediakannya,” tutur Adek.
WIA 2025 sendiri merupakan ajang bergengsi yang digelar Kemenparekraf untuk memberikan apresiasi kepada desa wisata yang berhasil menjaga, mempromosikan dan mengembangkan potensi lokal secara berkelanjutan.
Kategori kebudayaan menjadi salah satu yang paling kompetitif karena melibatkan berbagai daerah dengan kekayaan seni dan tradisi yang berbeda.
Adek menegaskan, penghargaan ini akan menjadi pemicu bagi pemerintah daerah dan masyarakat untuk semakin menguatkan kolaborasi dalam pengembangan desa wisata.
Program pelatihan, promosi dan peningkatan fasilitas akan terus digencarkan untuk menjaga kualitas layanan dan daya tarik budaya di Koto Gadang.
“Kami berharap prestasi ini semakin memotivasi masyarakat untuk terus menjaga tradisi, sekaligus membuka peluang ekonomi yang lebih luas bagi pelaku kerajinan dan usaha wisata,” katanya.






