Komentar lain bahkan memberi gambaran lebih mengkhawatirkan terkait situasi di lokasi. “Yang kami pantau dari Kapur IX, alat-alat untuk menambang emas terus berdatangan. Sudah kurang lebih 3–4 alat yang mau beroperasi,” tulis seorang netizen yang mengaku mengikuti perkembangan aktivitas PETI tersebut.
Kedatangan alat berat dalam jumlah bertambah menunjukkan bahwa aktivitas PETI di Kapur IX bukan lagi operasi kecil, melainkan jaringan besar yang melibatkan aliran dana dan distribusi BBM subsidi secara ilegal. Ancaman kerusakan lingkungan pun semakin nyata, mulai dari pencemaran air sungai, matinya biota sungai, hingga potensi bencana ekologis yang lebih besar.
Di tengah kondisi Sumbar yang masih berusaha bangkit dari bencana alam, praktik PETI ini menjadi tamparan keras yang menuntut perhatian serius aparat penegak hukum dan pemerintah daerah. Masyarakat berharap langkah tegas segera diambil sebelum kerusakan semakin meluas dan tak dapat dipulihkan.
Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian belum memberikan keterangan resmi terkait maraknya aktivitas PETI di Nagari Galugua tersebut. (*)







