Banner
BeritaPeristiwa

Pergerakan Tanah di Gunung Omeh Kian Parah, Hunian Retak dan Roboh

0
×

Pergerakan Tanah di Gunung Omeh Kian Parah, Hunian Retak dan Roboh

Sebarkan artikel ini
Tanah
Pergerakan Tanah di Gunung Omeh Kian Parah, Hunian Retak dan Roboh. ist

LIMAPULUHKOTA, HANTARAN.Co — Ancaman bencana ekologis di Sumatera Barat kembali menampakkan wajah paling mengkhawatirkannya. Di Kecamatan Gunung Omeh, Nagari Aia Angek, Kabupaten Limapuluh Kota,puluhan warga terpaksa bertahan di tenda-tenda darurat setelah rumah mereka retak, miring, bahkan roboh akibat pergerakan tanah yang semakin intens sejak awal Desember.

Di nagari yang terletak pada gugusan perbukitan Bukit Barisan itu, tanah terus bergeser perlahan namun pasti. Retakan melebar di permukaan jalan, fondasi rumah amblas, dan beberapa bangunan tidak lagi layak dihuni. Warga menyebut fenomena ini bukan kejadian baru hanya saja kini semakin parah.

“Sudah beberapa tahun tanah di sini sering bergerak. Tapi sekarang jauh lebih cepat, retaknya tambah besar setiap hujan turun,” ujar Nisa salah seorang warga Terdampak.

Wanita ini mengaku setiap malam tidur dengan rasa waswas di dalam tenda pengungsian. “Hujan deras bikin tanah makin turun. Kami takut, tapi mau bagaimana, belum ada tempat lain,” ucapnya.

Fenomena pergerakan tanah yang semakin agresif ini kian dipicu oleh curah hujan ekstrem yang melanda kawasan tersebut dalam beberapa pekan terakhir.

Baca juga : Jaring Aspirasi, Forum Anak Agam Gelar Musrembang

Sebagian Nagari Aia Angek sendiri diduga berada pada kontur tanah rawan, termasuk jenis tanah vulkanik lapuk seperti Septisol, yang lazim ditemukan di pegunungan dengan lereng curam dan struktur tanah gembur.

Jenis tanah tersebut mirip Litosol, Regosol, dan Grumusol yang memiliki karakter lapisan tebal namun kurang padat, mudah jenuh air, dan tidak stabil ketika diguyur hujan deras atau terguncang aktivitas tektonik kecil.

Kombinasi itu membuat kawasan perbukitan seperti Gunung Omeh sangat rentan terhadap longsor maupun pergerakan tanah merayap (creeping).

Penulis: M. Fauzi