Pariaman, hantaran.Co–Pemerintah Kota Pariaman kembali menegaskan komitmennya dalam memperkuat layanan sosial dasar bagi warganya yang rentan. Hal tersebut tampak saat Wali Kota Pariaman, Yota Balad, menyerahkan berbagai alat bantu dan paket sandang kepada penerima manfaat program Rehabilitasi Sosial Dasar 2025.
Program tersebut tidak hanya dimaknai sebagai penyaluran bantuan rutin, tetapi sebagai bagian dari upaya menghadirkan kebijakan yang lebih humanis. Pemko menekankan bahwa kelompok rentan tidak boleh tertinggal dalam pemenuhan kebutuhan dasar, terutama dalam mobilitas, akses layanan, dan kelayakan hidup sehari-hari.
Yota Balad mengatakan bahwa prioritas kebijakan sosial Pemko berfokus pada kelompok yang benar-benar membutuhkan, termasuk penyandang disabilitas, warga prasejahtera, hingga lansia dan anak dari keluarga kurang mampu. Menurutnya, intervensi nyata di lapangan merupakan langkah penting memperkecil ketimpangan.
Baca Juga : LPPTQ Kecamatan Ujung Tombak Pembinaan Al-Qur’an di Pariaman
Ia menyebutkan, bantuan yang diberikan terdiri dari lima unit kursi roda, empat tongkat kaki empat, serta 40 paket sandang. Seluruhnya ditujukan untuk mempermudah aktivitas dan mobilitas penerima manfaat agar mereka dapat menjalani hidup dengan lebih mandiri. “Kami ingin memastikan kebutuhan pokok dan bantuan mobilitas dapat dirasakan langsung,” ujarnya.
Yota menambahkan, rehabilitasi sosial tidak berhenti pada pemberian peralatan, tetapi menjadi rangkaian kebijakan yang menuntut kolaborasi berbagai pihak. Ia menilai, kerja bersama antara pemerintah, keluarga, serta komunitas menjadi kunci meningkatkan kualitas hidup masyarakat rentan.
Program tersebut juga diarahkan untuk mempercepat penanganan kemiskinan ekstrem yang masih menjadi fokus Pemko. Menurut Yota, keberpihakan pada warga yang paling membutuhkan harus diwujudkan dalam bentuk bantuan nyata dan berkelanjutan, bukan sebatas kegiatan seremonial.
Para penerima bantuan berasal dari berbagai kategori rentan, mulai dari penyandang disabilitas yang membutuhkan alat bantu mobilitas, hingga kelompok lansia kurang mampu, anak dari keluarga prasejahtera, serta pengemis di luar panti sosial yang perlu dukungan untuk meningkatkan taraf hidup.
Melalui kegiatan ini, Pemko ingin memastikan bahwa intervensi sosial tidak berhenti pada pengentasan kebutuhan mendesak, tetapi juga mendorong kemandirian jangka panjang. “Kami berharap alat bantu ini betul-betul membantu aktivitas Bapak dan Ibu, sehingga kualitas hidup dapat meningkat,” kata Yota.
Ia menutup kegiatan dengan mengajak penerima manfaat memanfaatkan bantuan tersebut secara tepat. Yota memastikan bahwa Pemko Pariaman akan terus hadir dalam berbagai program yang memperkuat perlindungan sosial bagi warganya demi mencapai kesejahteraan yang lebih merata.







