HANTARAN.CO – Karies gigi masih menjadi masalah kesehatan gigi dan mulut yang serius di Indonesia, khususnya pada anak usia sekolah. Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 menunjukkan bahwa hanya 15,2 persen anak Indonesia yang bebas dari karies gigi. Angka ini mencerminkan rendahnya status kesehatan gigi anak dan perlunya upaya pencegahan yang lebih komprehensif sejak usia dini.
Anak usia sekolah dasar, yaitu 6–12 tahun, merupakan kelompok yang sangat rentan mengalami karies. Pada periode ini terjadi fase gigi bercampur, di mana gigi sulung mulai tanggal dan digantikan oleh gigi permanen.
Gigi permanen yang baru erupsi memiliki struktur email yang belum mengalami kalsifikasi sempurna sehingga lebih mudah mengalami demineralisasi dan terserang karies. Kondisi ini semakin diperparah oleh keterbatasan kemampuan anak dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut secara mandiri.
Upaya dasar pencegahan karies sebenarnya sudah sangat dikenal, yaitu membatasi konsumsi makanan dan minuman manis, serta menyikat gigi secara teratur dengan cara dan waktu yang benar.
Menyikat gigi yang benar adalah membersihkan seluruh permukaan gigi dengan tekanan lembut menggunakan sikat gigi berbulu halus dan pasta gigi yang mengandung fluor. Waktu ideal menyikat gigi adalah selama dua menit, dengan frekuensi dua kali sehari, yakni pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
Namun demikian, data Riset Kesehatan Indonesia menunjukkan bahwa hanya sekitar 2,8 persen penduduk Indonesia yang menyikat gigi dua kali sehari dengan waktu dan teknik yang benar. Perilaku menyikat gigi yang belum optimal ini menyebabkan penumpukan plak pada permukaan gigi. Plak merupakan tempat berkembangnya bakteri penyebab karies, terutama Streptococcus mutans, yang memproduksi asam dan merusak struktur email gigi.







