Mereka bergabung bersama berbagai unsur relawan lain, seperti Basarnas, Polri, Brimob, TNI, PMI, BPBD, BNPB, serta warga sekitar yang tidak terdampak.
Koordinator Siaga Bencana IKA FISIP UNRI, Syahrul Mubaraq, mengatakan kehadiran relawan di Muaro Ambius bukan hanya untuk membantu secara fisik, tetapi juga memberi dukungan moral kepada warga yang terdampak.
“Kami melihat sendiri bagaimana beratnya beban masyarakat pascabencana. Bukan hanya kehilangan harta benda, tetapi juga rasa aman. Kehadiran relawan diharapkan bisa memberi semangat dan rasa tenang, bahwa mereka tidak sendirian,” ujar Syahrul.
Menurutnya, semangat gotong royong yang ditunjukkan warga bersama para relawan menjadi modal sosial penting dalam proses pemulihan. Ia menilai, kolaborasi antara masyarakat, relawan, dan aparat negara di Muaro Ambius patut diapresiasi.
“Sinergi ini membuat proses pembersihan dan pemulihan berjalan lebih cepat. Ke depan, tantangannya adalah fase pascabencana, di mana masyarakat masih sangat membutuhkan dukungan, terutama untuk perlengkapan hidup sehari-hari,” katanya.
Saat ini, kondisi di Dusun Muaro Ambius berangsur membaik. Bantuan logistik dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar warga. Meski demikian, kebutuhan pascabencana masih cukup besar.
Warga membutuhkan selimut, bantal, kompor, panci, serta perlengkapan dapur lainnya untuk memulai kembali kehidupan di rumah masing-masing.







