Padang, hantaran.Co–Sumatera Barat (Sumbar) akan segera memasuki fase rehabilitasi dan rekonstruksi (rehab-rekon) pasca bencana banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah daerah sejak akhir November lalu. Dalam fase ini, akurasi data korban dan kerusakan akibat bencana menjadi amat vital.
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, Ilham Wahab menyebut, hingga Rabu (17/12/2025), jumlah korban meninggal dunia akibat bencana hidrometeorologi di Sumbar tercatat mencapai 244 orang. Dari jumlah tersebut, 212 korban telah teridentifikasi, sementara 32 lainnya masih dalam proses identifikasi.
“Selain itu, masih ada 86 korban yang dinyatakan belum ditemukan. Mereka tersebar di beberapa daerah terdampak, yakni Kabupaten Agam, Kota Padang Panjang, Kabupaten Pasaman Barat, dan Kabupaten Padang Pariaman,” ujar Ilham ditemui Haluan di Posko Tanggap Darurat Bencana Sumbar, Rabu (17/12/2025).
Baca Juga : Semen Padang FC Bersih-Bersih Peninggalan Almeida, Ditargetkan 6 Pemain Asing Baru Datang
Sementara itu, jumlah warga terdampak yang masih memerlukan penanganan hingga kini tercatat sebanyak 11.228 orang. Angka ini menunjukkan bahwa dampak bencana belum sepenuhnya tertangani, meskipun sebagian wilayah telah mulai berangsur pulih.
Ilham menjelaskan, status tanggap darurat di Sumbar saat ini berada pada tahap kedua dan berlaku hingga 22 Desember 2025. Perpanjangan status tersebut dihitung sejak 9 Desember 2025, menyesuaikan dengan dinamika di lapangan serta kebutuhan penanganan yang masih berlangsung.
“Status ini menjadi landasan hukum bagi kami untuk tetap bergerak cepat, terutama dalam penanganan darurat lanjutan, sekaligus menyiapkan transisi menuju rehabilitasi dan rekonstruksi,” katanya.
Meski masih dalam fase tanggap darurat, BPBD Sumbar telah mulai menyiapkan langkah awal rehab-rekon. Dalam hal ini, pendataan kerusakan, kerugian, dampak sosial, hingga gangguan akses telah dilakukan sejak awal, sesuai dengan kewenangan masing-masing sektor.






