Yuno Delwizar Baswir juga menginformasikan, sejumlah lukisannya yang akan dilelang bisa dilihat di akun Instagram (IG) miliknya: Yuno D Baswir (@yunodb), dan yang ingin berhubungan langsung dengan Yuno Baswir bisa ke nomor WA: +1(202)468-9527.
Kisah Hidup Yuno Baswir
Yuno Delwizar Baswir, M.F.A. adalah seorang seniman dan pelukis asal Minangkabau yang sudah menetap di Amerika selama lebih 40 tahun. Sebagaimana ditulis dalam buku Ensiklopedia Tokoh 1001 Orang Minang (2023), Yuno dilahirkan di Duri, Riau, pada 14 Juni 1959, sebagai anak kedua dari enam bersaudara pasangan H. Baswir Syarkawi dan Hj. Roslaini Roesli, berasal dari Nagari Koto Tangah Simalanggang, Payakumbuh, Limapuluh Kota. Dalam keluarga ia dipanggil Del, tapi di kalangan pergaulannya disapa Yuno. Ia adalah adik kandung dari ekonom Indonesia, Revrisond Baswir yang menetap di Yogyakarta.
Yuno Delwizar Baswir menghabiskan masa kecil hingga remaja di Duri dan Dumai, mengikuti orang tuanya yang bekerja di PT Caltex Pacific Indonesia. Setelah menamatkan SD di Duri (1971), ia melanjutkan ke SMP (1974), dan SMA (1977) di Dumai. Sejak kanak-kanak ia sudah gemar menggambar, tapi bakatnya waktu itu hanya terpendam saja.
Tamat SMA, Yuno Delwizar Baswir merantau ke Yogyakarta untuk melanjutkan kuliah. Mulanya di Fakultas Pertanian UPN Veteran. Rupanya bakatnya bukan di pertanian. Dua tahun di UPN Veteran (1978-1980), kampus itu ia tinggalkan lalu pindah ke Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta.
Saat tahun ke-3 di ASRI, ia bertemu gadis Amerika bernama Mardie yang belajar menari dan membatik di Yogyakarta. Mereka saling tertarik lalu berpacaran. Waktu visa Mardie untuk tinggal di Indonesia hampir berakhir, mereka sepakat menikah lalu sama-sama berangkat ke Amerika. Karena menikah secara resmi dengan warga negara Amerika, begitu mendarat di Bandara Los Angeles, Yuno langsung mendapat green card, kartu hijau sebagai permanent resident Amerika Serikat.
Ternyata jodoh Yuno Delwizar Baswir-Mardie usianya singkat. Tujuh bulan di Amerika, mereka sepakat berpisah. Tinggallah Yuno Delwizar Baswir sebatang kara di negeri rantau yang jauh itu. Kuliah belum tamat, bahasa Inggris masih seadanya, ia sempat mengalami kesulitan hidup. Tinggal di kamar sewaan 3×3 meter, ia bekerja apa saja. Jadi tukang angkat barang pindahan atau mencuci piring di restoran.







