Padangpariaman, hantaran.Co–Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman menyampaikan perkembangan terbaru terkait dampak bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah sejak 21 November 2025. Bencana tersebut mengakibatkan puluhan korban jiwa serta kerusakan infrastruktur di berbagai titik.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Padang Pariaman, Emri Nurman, menyampaikan bahwa hingga saat ini telah ditemukan sebanyak 40 jenazah di wilayah Kabupaten Padang Pariaman. Seluruh jenazah tersebut merupakan korban hanyut asal Kota Padang Panjang yang ditemukan di sepanjang aliran Sungai Batang Anai. Hal itu disampaikan Emri Nurman pada Sabtu (20/12/2025).
Menurut Emri, proses pencarian terhadap korban hanyut melibatkan berbagai unsur, mulai dari tim SAR, TNI, Polri, relawan, hingga masyarakat setempat. Jenazah korban ditemukan secara bertahap di sejumlah lokasi sepanjang aliran sungai setelah terbawa arus banjir bandang.
Baca Juga : Bagikan Seragam Gratis di SMPN 3 Kota Solok, Wali Kota Ramadhani Kirana Putra Cerita Tentang Kehilangan Ayah
Sementara itu, korban jiwa yang berasal dari Kabupaten Padang Pariaman sendiri tercatat sebanyak sembilan orang. Rinciannya, tiga orang meninggal dunia akibat hanyut terbawa arus banjir, sementara enam lainnya meninggal akibat tertimbun longsor di beberapa lokasi berbeda.
Emri Nurman memastikan seluruh warga Padang Pariaman yang sebelumnya dilaporkan hilang telah berhasil ditemukan. Dengan demikian, tidak ada lagi laporan orang hilang dari wilayah Padang Pariaman pascakejadian bencana tersebut.
Selain menimbulkan korban jiwa, bencana banjir dan longsor juga menyebabkan kerusakan di sejumlah wilayah. Puluhan rumah warga, fasilitas umum, serta akses jalan dilaporkan mengalami kerusakan akibat terjangan banjir dan material longsor yang menutup badan jalan.
Terkait penanganan bencana, Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman menyatakan bahwa masa tanggap darurat, yang sebelumnya telah diperpanjang sebanyak dua kali, resmi berakhir pada hari ini sesuai dengan keputusan Bupati Padang Pariaman. Selanjutnya, pemerintah daerah memasuki masa transisi darurat menuju pemulihan.
Dalam masa transisi tersebut, pemerintah daerah memprioritaskan pemulihan infrastruktur yang rusak, pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terdampak, serta penataan kembali wilayah pascabencana. Pendataan kerusakan dan penyaluran bantuan terus dilakukan secara bertahap.
Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman mengimbau masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana susulan, mengingat kondisi cuaca yang masih berpotensi ekstrem. Pemerintah daerah juga menegaskan komitmennya untuk terus mendampingi masyarakat hingga proses pemulihan pascabencana berjalan optimal dan kondisi kembali normal.







