Padang, hantaran.Co–Politeknik Negeri Padang (PNP) kembali menegaskan kiprahnya di tingkat nasional dengan meraih dua penghargaan bergengsi dari Direktorat Peminatan dan Diseminasi Hasil Riset Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdikti Saintek).
Penghargaan tersebut diterima dalam ajang Repertoar 2025: Refleksi dan Arah Pengembangan Sains dan Teknologi Hasil Riset 2025 yang digelar di Graha Auditorium Kemdikti Saintek, Jakarta, Sabtu (20/12) lalu.
Dua capaian ini sekaligus menunjukkan keberhasilan PNP dalam membangun ekosistem kemitraan pendidikan vokasi serta menghasilkan riset terapan yang berdampak langsung bagi penguatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), khususnya di Sumatera Barat.
Baca Juga : Grebek Kamar Hotel, Satpol PP Padang Amankan 10 Remaja
Penghargaan pertama diraih melalui kategori Konsorsium Perguruan Tinggi Vokasi Terbaik Penyelenggara Ekosistem Kemitraan 2025. Konsorsium Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) Sumatera Barat yang dipimpin oleh PNP, bersama Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh dan Sekolah Vokasi Universitas Negeri Padang, dinilai berhasil merancang ekosistem kemitraan strategis lintas sektor.
Konsorsium tersebut unggul dalam penyusunan policy paper pemetaan potensi daerah serta perencanaan pengembangan pendidikan vokasi dan ketenagakerjaan yang selaras dengan kebutuhan pembangunan daerah. Penghargaan ini diterima oleh Wakil Direktur Bidang Kerja Sama PNP, Ihsan Lumasa Rimra didampingi Ketua Konsorsium Ekosistem Kemitraan Sumbar, Nurul Fauzi.
Penghargaan kedua diraih melalui Tim Riset Berdikari Politeknik Negeri Padang yang diketuai oleh Dr. Nurul Fauzi. Tim ini terpilih sebagai salah satu dari 15 tim terbaik nasional dari total 100 tim riset yang didanai LPDP melalui skema Katalisator Berdikari. Penilaian didasarkan pada capaian kinerja riset serta dampak nyata yang dihasilkan bagi pengembangan UMKM sepanjang 2025.
Tim riset PNP menghasilkan dua inovasi teknologi, yakni mesin retort vertikal untuk sterilisasi makanan basah dan mesin pencetak dakak-dakak. Mesin retort vertikal dirancang untuk produk kuliner khas Sumatera Barat seperti rendang dan itiak lado hijau, dengan sistem kontrol suhu dan tekanan presisi yang mampu memperpanjang umur simpan produk hingga dua tahun tanpa bahan pengawet serta memenuhi standar uji F0 sebagai syarat regulasi BPOM.
Sementara itu, mesin pencetak dakak-dakak mampu meningkatkan efisiensi produksi kue tradisional khas Simabur, Batusangkar. Dari proses manual yang sebelumnya membutuhkan empat pekerja, kini cukup dioperasikan oleh satu orang dengan kapasitas produksi meningkat hingga empat kali lipat, sekaligus membuka peluang diversifikasi produk UMKM.






