Padangpanjang, hantaran.Co– – Perguruan Thawalib Padang Panjang kembali menegaskan komitmennya dalam mencetak kader ulama dan pemimpin bangsa yang adaptif terhadap perubahan zaman. Hal ini ditandai dengan diselenggarakannya Halaqah Nasional Pesantren yang bertajuk “Penguatan SDM Pondok Pesantren Dalam Mewujudkan Tafaqquh Fiddin dan Keunggulan Ilmiah Berbasis Kebutuhan Zaman”.
Kegiatan yang berlangsung khidmat pada Selasa, 30 Desember 2025 ini dipusatkan di Aula Perguruan Thawalib Padang Panjang. Acara ini dihadiri langsung oleh Ketua Yayasan Thawalib, Prof. Dr. Abrar, M.Ag., Pimpinan Perguruan Thawalib Buya H. Drs. Alizar Chan, M.Ag., serta segenap pengurus yayasan dan majelis guru dari tingkat MTsS hingga MAS-KUI Putra/Putri. Turut hadir mewakili Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Sumatera Barat, Ketua Tim Pendidikan Diniyah, Kesetaraan dan Sistem Informasi,Efrian, M.Kom.
Pimpinan Perguruan Thawalib, Buya Alizar Chan, menekankan urgensi reformasi dalam tubuh pendidikan pesantren. Menurut beliau, modernisasi terutama dalam materi dan metode pembelajaran, adalah keniscayaan yang tidak bisa ditawar demi menjawab tantangan zaman.
Baca Juga : APBD Kota Padang Tahun 2026 Rp2,7 Triliun
“Sistem pendidikan harus terus direformasi dan dimodernisasi sesuai tuntutan zaman. Berdiskusi dan mengadakan Halaqah seperti ini adalah bagian tak terpisahkan dari ikhtiar tersebut. Kita harus senantiasa memperhatikan hajat umat dan regulasi yang berlaku agar kehadiran Thawalib terus membawa kemaslahatan,” ujar Buya Alizar.
Ketua Yayasan Thawalib Padang Panjang, Prof. Dr. Abrar, M.Ag., memberikan penekanan mendalam mengenai arah gerak lembaga. Beliau menyerukan agar Thawalib kembali ke khittah pendidikannya: berorientasi pada pemahaman keagamaan yang mendalam (Tafaqquh Fiddin) namun tetap dilandasi nilai-nilai pembaharuan.
“Thawalib dibangun berdasarkan kebutuhan dan masa depan umat. Kita harus hadir sebagai institusi berkarakter sesuai gagasan dasar pendiriannya. Harapannya, Thawalib tidak hanya melahirkan para ulama, tetapi sekaligus pemimpin bangsa,” tegas Prof. Abrar di hadapan para peserta.
Relevansi dengan Asta Protas Kemenag RI Apresiasi tinggi datang dari Kanwil Kemenag Sumatera Barat. Melalui sambutan tertulis yang dibacakan oleh Efrian, Kepala Kemenag Sumbar menilai tema Halaqah Nasional ini memiliki relevansi kuat dengan Asta Protas (Delapan Program Prioritas) Kementerian Agama RI.
Pemerintah melihat posisi strategis pesantren dalam dua hal utama: Penguatan Moderasi Beragama: Melalui diskursus keilmuan dan pendalaman turats (kitab kuning), pesantren menjadi benteng penanaman nilai Islam Wasathiyah (moderat), toleran, dan berimbang tanpa meninggalkan prinsip akidah.
Peningkatan Kualitas Pendidikan: Tradisi intelektual Thawalib yang kuat diharapkan mampu mengintegrasikan ilmu-ilmu klasik dengan tantangan kontemporer, menciptakan layanan pendidikan yang unggul dan berdaya saing. Acara pembukaan diakhiri dengan peresmian dimulainya Halaqah Nasional oleh Efrian, dilanjutkan dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh peserta, menandai dimulainya diskusi strategis demi kemajuan pendidikan Islam di Sumatera Barat






