Bupati Solok Ungkap Keterbatasan BPTP, Wamen Harvick: Kami Bawa ke Kementerian

bupati solok wamen harvick

Wakil Menteri Pertanian Harvick merangkul Bupati Solok Epyardi Asda saat pertemuan di BPTP Sumbar di Arosuka, Kabupaten Solok pada Senin (29/11). Rivo

SOLOK, hantaran.co–Pemerintah Kabupaten Solok siap berkolaborasi dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumbar dalam pengembangan sektor pertanian. Namun, diperlukan dukungan anggaran pemerintah pusat untuk peneliti BPTP Sumbar yang merupakan badan di bawah Kementerian Pertanian.

Hal ini disampaikan Bupati Solok Epyardi Asda saat bertemu dengan Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi di BPTP Sumbar, Arosuka, Kabupaten Solok, pada Senin (29/11).

Menurutnya perlu perhatian lebih kepada BPTP khususnya untuk para peneliti pertanian. Pengembangan benih atau bibit untuk wilayah Kabupaten Solok dan daerah lainnya bergantung bergantung kepada peneliti.

“Kabupaten Solok saja punya wilayah pertanian yang luas belum lagi daerah lain yang dinaungi oleh BPTP. Maka itu dengan adanya BPTP Sumbar di sini, banyak harapan kami khususnya petani dalam pengembangan teknologi pertanian yang bisa digunakan. Namun, terus terang saja, BPTP punya keterbatasan anggaran jadi saya menyampaikan langsung kondisi ini ke Pak Wamen untuk dianggarkan lebih di BPTP Sumbar ,”tutur Epyardi Asda kepada media.

Diungkapkannya, BPTP bahkan bisa melakukan pembibitan kentang untuk Kabupaten Solok secara luas tetapi anggaran terbatas. Hal ini tentu berdampak pada kelangkaan benih dan petani pun menjadi susah.

“Seperti kita ketahui, harga bawang merah anjlok, petani menjerit. Nah salah satu tanaman pertanian yang dinilai stabil adalah kentang. Saat petani mau beralih benihnya yang langka, kalau pun ada itu dari jawa. Tapi BPTP bisa melakukan pembibitan secara banyak tetapi itu tadi anggarannya terbatas,”kata Epyardi.

Menangapi hal tersebut, Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi, siap menerima masukan dari bupati dan meminta adanya tim kecil untuk membahasnya langsung dengan Kementerian.

“Saya sudah melihat langsung soal masalah ini dan sudah disampaikan juga oleh pak bupati. Tapi yakinlah ini ada jalan keluarnya. Ini kita kawal dan ingatkan kami karena masalah seperti ini bisa kami bawa ke kementerian atau ke tingkat kabinet member,”katanya.

Lebih lanjut disampaikannya, diperlukan sinergi seluruh pihak. Termasuk untuk menjalin komunikasi yang erat antara  lembaga terkait, pemerintah daerah, provinsi dan pusat.

Kementerian Pertanian kata Harvick memfokuskan tak lagi soal pengembangan komoditas tetapi lebih jauh bagaimana hasil produksi tersebut bisa diserap langsung.

“Seperti yang disampaikan pak bupati di sini ada bawang merah, kentang dan beras. Dan saya senang sekali ternyata Pemkab Solok sudah melakukan pra kerja sama dengan Food Station di DKI Jakarta untuk beras. Ini bagus salah satu mempercepat penyerapan,”ujarnya.

 

(Dafit/Hantaran.co)

Exit mobile version