Dinas Pariwisata Kota Padang Dilaporkan ke Ombudsman, Ada Apa?

PESSEL, hantaran.co – Terkait insiden hilangnya dua unit smartphone milik pengunjung di parkiran objek wisata Pantai Air Manis Kota Padang, berbuntut panjang. Pada Senin (10/10/2022), pengunjung yang merasa dirugikan tersebut akhirnya melaporkan Dinas Pariwisata Kota Padang ke Ombudsman RI perwakilan Sumatera Barat (Sumbar).

“Laporan ini saya buat karena saya menilai Dinas Pariwisata Kota Padang telah gagal memberikan pelayanan dalam bentuk rasa aman dan nyaman kepada pengunjung atau wisatawan,” ujar Didi Someldi Putra pada wartawan di Painan.

Menurutnya, tidak ada alasan bagi Dinas Pariwisata Kota Padang membiarkan CCTV dalam keadaan mati, apalagi ditempat keramaian. Jika pun mati, kata Didi, idealnya harus ada penempatan sejumlah petugas pengamanan di lokasi pariwisata.

“Kemarin yang saya alami cuma kehilangan smartphone. Bagaimana jika terjadi tindak pidana lain terhadap pengunjung, seperti pencurian mobil, sepeda motor, penganiayaan, atau pelecehan seksual? Jika CCTV mati siapa yang harus bertanggung jawab? Namun, jika CCTV aktif tentu saja proses pembuktiannya akan lebih mudah dan cepat,” ucapnya lagi.

Didi menyebut, biaya perawatan CCTV tentu tidaklah mahal, karena untuk penyediaan saja Dinas Pariwisata Kota Padang mampu mengalokasikan anggarannya, apalagi untuk biaya perawatan tentu juga ada.

Sebelumnya, kata Didi, dua unit telepon genggam miliknya diketahui hilang hanya rentang waktu sekitar lima menit saja, setelah ia meninggalkan area parkir Pantai Air Manis Kota Padang.

Kejadian bermula pada saat dirinya mengeluarkan sejumlah barang bawaan dari dalam bagasi mobil. Awalnya ia memasukkan dua unit smartphone ke dalam kantong celana, namun agar lebih leluasa mengeluarkan barang bawaan, maka ia meletakkan barang elektronik itu di atap mobil.

Setelah itu, lanjut Didi, ia langsung bergegas menuju ke area pantai, dan ketika ia bertanya terkait keberadaan dua unit smartphone tersebut kepada istrinya, ia baru sadar bahwa barang elektronik tersebut tertinggal.

“Saya bergegas ke area parkir, namun sudah raib, dan ketika nomor kontak smartphone dihubungi, seketika langsung tidak tersambung lagi,” tuturnya.

Terkait hal itu, ia segera menghubungi pengelola objek wisata, dan dia diarahkan kepada pria paruh baya yang katanya menjabat sebagai manajer lapangan.

“Manajer lapangan mengaku bernama Andi, dan ketika saya sampaikan persoalan tersebut, Pak Andi menyampaikan bahwa CCTV dalam keadaan mati,” katanya.

Kendati demikian, Andi tetap menyarankan agar dirinya bersama salah seorang pengelola menuju salah satu gedung di lokasi tersebut untuk memastikan kondisi CCTV.

“Dari empat tampilan rekaman CCTV di layar monitor, hanya satu yang berfungsi yakni untuk titik keluar masuk kendaraan ke lokasi wisata, sementara tiga lainnya dalam keadaan mati termasuk di titik lokasi area parkir,” ucapnya lagi.

hantaran/*

Exit mobile version