Hasil Labor BBPOM, Keracunan Massal di SDN 29 Gunung Sariak Padang Disebabkan Bakteri Ini

bbpom padang keracunan massal

BBPOM di Padang saat melakukan uji klinik untuk jajanan pabukoan di pasar pabukoan Imam Bonjol Padang, Jumat. DOK

PADANG, hantaran.co – Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Padang mengungkap hasil uji laboratorium terhadap sampel bakso bakar yang diduga menjadi penyebab puluhan siswa SDN 29 Gunung Sariak, Kecamatan Kuranji, keracunan beberapa waktu yang lalu.

“Sampel menunjukkan bahwa bakso bakar mengandung bakteri Staphylococcus Aureus dan E-Coli yang berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi,” ujar Kepala BBPOM di Padang, Firdaus, Senin (24/1).

Firdaus mengatakan, pihaknya mengetahui hasil uji laboratorium terhadap bakso bakar tersebut beberapa hari yang lalu. Hasil uji laboratorium tersebut sesuai dengan dugaan awal yang dilakukan oleh pihaknya.

“Jadi sampel yang kami periksa itu ada 3, yaitu bakso bakar, saos, dan kecap dari bakso bakar tersebut. Dari 3 sampel, yang positif mengandung bakteri berbahaya itu bakso bakarnya sementara 2 sampel lain negatif,” katanya.

Firdaus menjelaskan, bakteri Staphylococcus Aureus dan E. Coli tersebut memang merupakan jenis bakteri yang merugikan kesehatan. Jika dikonsumsi, efek yang dirasakan sama dengan yang dialami oleh puluhan siswa SDN 29 Gunungsarik seperti mual, muntah, pusing, hingga mencret.

“Terkait bagaimana bakteri ini terdapat pada bakso bakar, kami perlu menindaklanjuti lebih lanjut dengan pemeriksaan lebih. Namun diperkirakan bakteri itu ada karena mungkin pengolahan makanan tidak higienis,” ujarnya.

Lebih jauh Firdaus menjelaskan, hasil uji laboratorium terhadap sampel bakso bakar yang mengandung bakteri staphylococcus aureus dan E. Coli tersebut telah diberikan kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Padang dan pihak kepolisian untuk ditindak lanjuti.

“Kasus yang terjadi pada siswa SDN 29 Gunung Sarik Padang tersebut merupakan kasus pertama yang kami tangani di tahun 2022. Sejauh ini baru satu kasus makanan yang mengandung zat berbahaya yang ditemukan di Kota Padang dan Sumbar pada umumnya,” katanya lagi.

Terpisah, pihak kepolisian dari Polsek Kuranji mengungkapkan, pihaknya masih menunggu hasil laboratorium tersebut dari pihak BBPOM dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Padang.

“Kami sifatnya masih menunggu hasil tersebut dari Dinkes Kota Padang. Setelahnya, baru kita lakukan pengembangan darimana bakso tersebut berasal, dan kenapa bisa ada bakteri-bakteri tersebut muncul hingga menyebabkan sejumlah siswa keracunan,” ujar Kapolsek Kuranji AKP Nasirwan, Senin (24/1).

Sembari menunggu hasil laboratorium, kata Nasirwan, pihaknya masih memberikan wajib lapor terhadap pedagang bakso sampai hasil dari pengembangan yang dilakukan oleh pihaknya keluar.

Diberitakan sebelumnya, peristiwa keracunan tersebut mencuat setelah puluhan siswa SDN 29 Gunung Sarik, Kecamatan Kuranji, dilarikan ke ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Rasidin Padang karena diduga keracunan makanan yang dijual di depan sekolah, Selasa (11/1) yang lalu.

Sekitar 30 siswa yang terdiri dari siswa kelas 1 sampai 6 tersebut dirawat oleh petugas kesehatan di ruang IGD RSUD dr. Rasidin Padang. Siswa-siswi tersebut dipasangkan selang infus sebagai penanganan pertama.

Mayoritas anak mengeluhkan pusing, mual, dan lemas setelah memakan jajanan atau makanan ringan yang dijual di depan sekolah mereka. Tak hanya siswa, beberapa masyarakat sekitar dan ibu hamil juga dirawat karena diduga mengkonsumsi makanan yang sama.

Saat ini, keseluruhan siswa dan masyarakat yang sempat mendapatkan perawatan telah kembali pulih dan kembali beraktivitas seperti semula.

(Fardi/Hantaran.co)

Exit mobile version