Ini Cerita Dibalik Lahirnya Kampus Nagari

Bupati Pessel, Hendrajoni beserta Kepala OPD terkait saat melakukan peluncuran 15 kampus nagari di Provinsi Sumatera Barat, secara daring (dalam jaringan), bersama Menteri Desa Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) diwakili Staf Khusus Menteri, Nasrun Anhar. OKIS

PESSEL, hantaran.co —  Wakil Direktur Nagari Development Center (NDC) Universitas Andalas (Unand), Dr Ir Feri Arlius, mengatakan, ide menciptakan program kampus nagari berawal dari keprihatinannya melihat sejumlah mahasiswa di Sumatera Barat, yang tidak bisa mengikuti perkuliahan tatap muka akibat pandemi Covid-19.

Ya, berawal dari sana muncul sebuah gagasan kami untuk mendirikan kampus nagari yang diyakini dapat menunjang proses perkuliahan dengan biaya murah, namun sangat efektif,” tuturnya kepada media Senin (3/8/2020), di Pessel.

Bahkan, kata dia, selain memudahkan proses belajar mahasiswa, keberadaan kampus nagari juga diklaim memiliki beberapa manfaat seperti membantu nagari keluar dari status terisolir. “Setidaknya ada sekitar 1.184 mahasiswa yang belajar di 15 kampus nagari saat ini,” katanya.

Menurutnya, jika dihitung biaya belajar mahasiswa secara online tanpa dibantu kampus nagari, maka per orang harus mengeluarkan biaya paket data satu semester Rp395.000,-. Dengan keberadaan kampus nagari pada masing-masing kecamatan atau daerah mampu menghemat biaya satu semester Rp395 juta.

Pemerintah pusat melalui staf khusus Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Nasrun Anhar, memberikan apresiasi atas program kampus nagari yang digagas oleh Nagari Development Center (NDC) Unand Padang, yang telah bekerjasama dengan sejumlah pemerintah nagari di Sumbar. (h/kis)

Exit mobile version