ISU KEMASYARAKATAN PADA DEBAT PILGUB II, Banyak Bengkalai Belum Selesai

Pilgub

Guru Besar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Padang (UNP), Prof. Sufyarma Marsidin. IST

PADANG, hantaran.co — Tugas berat terkait tata kelola pemerintahan, pelayanan publik, serta persoalan sumber daya manusia (SDM), tengah menunggu empat pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar. Kualitas pendidikan, kesehatan, perhatian terhadap budaya serta kehidupan beragama, juga mendesak untuk ditingkatkan.

Bengkalai atau persoalan itu akan menjadi tema serta subtema dalam debat kedua (terakhir) empat pasang calon gubernur dan wakil gubernur (Cagub-Cawagub) Sumbar yang akan digelar Kamis (3/12/2020) pukul 14.00 WIB dan disiarkan langsung lewat kanal TVOne serta kanal youtube KPU Sumbar. Para calon diharapkan menghadirkan ide dan gagasan cemerlang.

Di sektor pendidikan, Guru Besar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Padang (UNP), Prof. Sufyarma Marsidin, menilai, peningkatan mutu pendidikan di Sumbar tak bisa lepas dari upaya meningkatkan kompetensi tiga komponen penting dalam institusi pendidikan itu sendiri. Ketiganya adalah guru, kepala sekolah, serta pengawas sekolah.

“Di samping itu tentu saja pemenuhan sarana dan prasarana. Tapi yang pasti, mutu dari tiga komponen itu harus terjamin baik agar lahir para pelajar yang bisa berhadapan dengan kebutuhan dan tantangan zaman,” kata Sufyarma kepada Haluan, Rabu (2/11/2020).

Peningkatan kualitas guru, sambungnya, menjadi kunci paling pokok. Terlebih di tengah situasi pandemi yang masih berlangsung, meski pun di tengah serba keterbatasan, para guru terus berusaha sekreatif mungkin sehingga proses belajar mengajar tetap bisa berjalan optimal.

“Meski memang, guru yang punya kemampunan beradaptasilah yang lebih cepat mencari alternatif. Masalahnya, kualitas guru kita di Sumbar belum merata,” katanya lagi.

Menurut Sufyarma, pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mengutamakan pembentukan karakter dan peningkatkan kompetensi pelajar. Dua hal itu meliputi peningkatan kompetensi spiritual, emosional, pengetahuan, serta keterampilan. Oleh karena itu, ia menilai kualitas sekolah kejuruan perlu lebih diperhatikan.

“Sehingga lulusannya bisa sejalan dengan kebutuhan dunia kerja, dan terwujud link and match antara dunia pendidikan dengan kebutuhan industri dan lain-lain,” katanya lagi. (*)

Riga/hantaran.co

Exit mobile version