Jalan Terjal Ganjar Menuju Panggung Pilpres 2024: Diserang Internal PDI-P dan Disanksi karena Siap Jadi Capres

JAKARTA, hantaran.co – Ternyata memang tak mudah bagi seorang Ganjar Pranowo melangkah ke panggung Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

Meski mengantongi elektabilitas besar di kisaran 20 persen menurut banyak lembaga survei, politisi PDI Perjuangan itu tampaknya belum juga dilirik partainya untuk jadi calon presiden (capres).

Sebaliknya, Ganjar kerap diserang oleh internal partainya sendiri. Beberapa kali Gubernur Jawa Tengah itu tak diundang di acara PDI-P yang digelar di Jateng.

Ganjar juga tak sekali dua kali disentil elite PDI-P karena dianggap berambisi maju sebagai capres.

Dikutip Kompas.com, baru-baru ini partai banteng menjatuhkan sanksi kepada Ganjar karena pengakuannya soal siap menjadi calon presiden.

Diserang internal

Bukan rahasia lagi kalau Ganjar kerap diserang elite partainya sendiri. Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDI-P Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul misalnya, pernah menyebut Ganjar kemajon karena terlalu berambisi maju sebagai capres.

Saat itu, Ganjar menjadi satu-satunya kepala daerah di Jawa Tengah yang tak diundang dalam acara HUT PDI-P ke-48 pada Mei 2021 di Panti Marhaen Semarang, Jateng.

“Tidak diundang! (Ganjar) wis kemajon (kelewatan). Yen kowe pinter, ojo keminter (Kalau kamu pintar, jangan sok merasa pintar),” kata Pacul, Sabtu (22/5/2021).

Pacul mengaku telah memberi kode teguran kepada Ganjar, namun dia merasa tidak digubris.

Wis tak kode sik, mok soyo mblandang, ya tak rodo atos (Sudah saya kode lebih dulu, kok makin keterlaluan, ya saya makin keras),” ucapnya lagi.

Belum lama ini, Pacul juga menyinggung Ganjar yang berfoto di bawah baliho besar PDI-P yang memuat foto Puan Maharani bertuliskan “2024 Menang Spektakuler, Hattrick!”.

Foto tersebut diunggah di akun Instagram resmi Ganjar, @ganjar_pranowo, Senin (3/10/2022), dengan caption “Siap!”. Ganjar juga menandai akun Instagram PDI-P dalam foto tersebut.

Oleh Pacul, caption alias keterangan foto tersebut dipertanyakan. Apakah yang dimaksud Ganjar “siap” berarti siap bergerak bersama partai, atau lainnya.

“Yang tahu dia sendiri. Apalagi tidak ada ‘siap gerak’. Kalau ‘siap’ bisa (siap) pulang tidur, tapi kalau siap gerak dia akan bergerak,” kata Pacul saat ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat.

Tak cuma Pacul, politisi PDI-P Trimedya Panjaitan juga pernah ikut-ikutan menyentil Ganjar. Loyalis Megawati itu mengatakan, Ganjar ambisius menjadi capres, padahal kinerjanya selama menjadi gubernur dipertanyakan.

Bagi Trimedya, langkah Ganjar yang bermanuver untuk Pilpres 2024 sudah kelewat batas. Dia menyebut Ganjar kemlinthi atau dalam istilah orang Jawa berarti sombong atau congkak.

“Kalau kata orang Jawa kemlinthi ya, sudah kemlinthi dia, harusnya sabar dulu dia jalankan tugasnya sebagai gubernur Jateng dia berinteraksi dengan kawan-kawan struktur di sana DPD DPC DPRD provinsi DPRD kabupaten/kota, itu baru,” ucap Trimedya.

Disanksi karena siap “nyapres”

Pernyataan Ganjar soal siap jadi capres rupanya juga berbuntut panjang. Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Ganjar mengaku bersedia menjadi calon RI-1 jika partainya berkenan mengusung dia.

Ini merupakan kata “siap” pertama dari Ganjar. Sebelumnya, dia lebih banyak diam dan mengaku tunduk pada partai soal pencapresan, kendati banyak yang mendorongnya maju sebagai capres.

“Kalau untuk bangsa dan negara, apa sih yang kita tidak siap,” ujar Ganjar dalam wawancara yang diunggah kanal YouTube BeritaSatu, Selasa (18/10/2022).

“Ketika partai kemudian sudah membahas secara keseluruhan dan dia akan mencari anak-anak bangsa yang menurut mereka terbaik, menurut saya, semua orang mesti siap soal itu,” ucapnya lagi.

Meski demikian, Ganjar mengatakan, dirinya menghormati etika politik di internal PDI-P. Bahwa partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu kini tengah membangun relasi dengan sejumlah partai politik untuk pemilu.

Namun, Ganjar juga bilang, ihwal survei seharusnya tak diabaikan dalam mempertimbangkan nama capres cawapres. Menurutnya, survei menjadi bagian dari suara rakyat.

“Tentu terkait dengan realitas yang ada di survei dan kemudian semua orang memperbincangkan. Kan suara rakyat juga tidak boleh diabaikan toh,” kata Ganjar.

Awalnya, PDI-P tak mempersoalkan pernyataan Ganjar tersebut. Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto malah terkesan membelanya dengan menyebut pernyataan Ganjar masih dalam batas wajar.

Namun, belakangan ini, Ganjar dipanggil oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P. Dia lantas dijatuhi sanksi berupa teguran lisan karena menyatakan siap jadi capres.

Pernyataan Ganjar itu pun dianggap menimbulkan multitafsir di masyarakat.

“Supaya keadilan di partai itu ditegakkan kepada seluruh anggota dari Sabang sampai Merauke, maka kami, saya sampaikan jatuhkan sanksi-sanksi teguran lisan kepada Pak Ganjar Pranowo sebagai kader,” kata Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI-P Komarudin Watubun di Kantor DPP PDI-P, Jakarta, Senin (24/10/2022).

Ganjar pun mengaku menerima sanksi tersebut. Dia menegaskan bahwa keputusan soal capres PDI-P merupakan wewenang Megawati sebagai pimpinan tertinggi partai.

“Pak Sekjen sudah bicara, lihat baju saya, semua keputusan terkait pilpres adalah keputusan ketum,” ucap Ganjar di Kantor DPP PDI-P, Jakarta.

Meski demikian, Ganjar pun tidak menarik pernyataannya soal siap maju capres. Ia justru menegaskan bahwa semua kader harus siap apabila mendapatkan tugas dari partai, baik eksekutif maupun legislatif.

Ganjar menyatakan bakal mematuhi seluruh aturan partai, termasuk soal pencapresan.

“Saya orang diklat. Semua kader mesti siap. Apapun. Tapi keputusan ada di ketua umum dan itu adalah keputusan kongres dan semua kader harus ikut,” ucapnya lagi.

Kuasa Megawati

Terkait hal ini, peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro menilai, Megawati sedang unjuk kekuatan lewat tegurannya terhadap Ganjar.

Megawati hendak menegaskan bahwa di internal PDI-P, perihal pencalonan presiden untuk Pemilu 2024 merupakan hak prerogatifnya sebagai penguasa partai.

“PDI Perjuangan hendak mengirimkan pesan kepada internal dan eksternal partai, yaitu menegaskan kembali mengenai persoalan bakal calon presiden adalah kedaulatan prerogatif dari ketua umum sebagaimana amanat kongres,” ujar Bawono.

Menurut Bawono, teguran PDI-P ke Ganjar masih wajar mengingat langkah tersebut merupakan cara partai banteng menegakkan disiplin partai terhadap kader yang dianggap melanggar.

Lewat teguran itu, terlihat bahwa nasib Ganjar pada pemilu mendatang sangat bergantung pada keputusan partai, dalam hal ini adalah ketua umum.

“Jadi sebelum hal itu terucap dari mulut ketua umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, tidak boleh ada kader bermanuver atau juga mengeluarkan statemen apa pun mengenai bakal calon presiden,” kata Bawono.

Terkait teguran tersebut, Bawono yakin ke depan Ganjar akan lebih kencang menarik rem untuk mengurangi manuver politik terkait pemilu presiden. Apa pun keputusan dari Megawati soal bakal capres kelak, harus diterima dengan lapang dada oleh Ganjar.

“Konsekuensi dari hal itu akan membuat keraguan publik apakah Ganjar akan maju atau tidak di dalam pemilihan presiden menjadi bertambah besar,” ucapnya lagi.

Menurutnya, seandainya Ganjar tidak dicalonkan oleh PDI-P lantas nekat maju melalui partai lain, maka besar kemungkinan suara pemilih di kandang banteng di Jawa Tengah tidak bakal solid ke Gubernur Jateng tersebut.

“Ganjar juga akan mendapat penilaian sebagai politisi oportunis yang tidak taat partai,” tuturnya.

hantaran/rel

Exit mobile version