Kanker Payudara Masih Jadi Momok, Begini Upaya Deteksi Dini yang Harus Dilakukan

Kanker Payudara. Ilustrasi

PADANG, hantaran.co — Kanker payudara masih menempati peringkat teratas penyebab kematian perempuan di Indonesia. Di Sumbar sendiri, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumatera Barat, pada 2019 pasien kanker payudara tercatat ada sebanyak 479 jiwa. Tingginya angka kasus kanker payudara ini membuat upaya deteksi dini menjadi sangat penting.

Koordinator Lovepink Padang, Yervi Hesna menyebutkan, memperingati Bulan Kesadaran Kanker Payudara atau Breast Cancer Awareness Month (BCAM), organisasi nirlaba itu akan semakin menggencarkan kampanye deteksi dini kanker payudara, baik secara klinis maupun deteksi dini terhadap diri sendiri.

“Di samping itu, BCAM juga bertujuan untuk menggerakkan kewaspadaan serta mengedukasi masyarakat akan pentingnya pemeriksaan kesehatan payudara dan pengobatan kanker payudara. Kampanye ini dimulai pada 1 Oktober dan berakhir pada 31 Oktober setiap tahunnya,” kata Yefni dalam keterangan tertulis, Kamis (8/10/2020).

Ia mengatakan, di Indonesia, khususnya Sumbar, BCAM menjadi gerakan yang sangat penting. Sebab, berdasarkan Riset Kesehatan Nasional (Riskesnas) pada 2019 lalu, Sumbar berada di peringkat kedua jumlah pasien kanker di Indonesia.

“Kanker payudara belum ada vaksinnya, padahal keberadaanya gampang dideteksi karena berada di luar bagian tubuh. Bahkan, kalau sedari dini ditemukan, tingkat harapan hidup pun akan tinggi. Namun faktanya, banyak kasus ditemukan ketika sudah stadium lanjut. Hal ini lantaran gerakan deteksi dini belum massif dan maksimal dilakukan. Karena kanker pada stadium awal tidak menimbulkan rasa sakit, makanya cenderung diabaikan,” katanya.

Yefni yang juga merupakan salah seorang penyintas kanker payudara itu menyadari pentingnya deteksi dini dan pemeriksaaan payudara secara berkala, serta dukungan moral kepada para pasien kanker payudara. Ia juga menyadari pemeriksaan mamografi merupakan cara yang paling efektif. Selain itu, pemeriksaan mandiri secara teratur juga bisa sangat berguna bagi perempuan.

“Kanker payudara tidak hanya dapat terjadi pada perempuan. Laki-laki pun juga, meskipun kecil, berpeluang terkena kanker payudara. Oleh karenanya, pelajari lebih lanjut tentang kanker payudara dan sebarkan informasi tentang pentingnya deteksi dini,” ujar Yefni.

Dosen Hubungan Internasional Universitas Andalas (Unand) yang juga simpatisan Lovepink, Virtuous Setyaka mengatakan, Lovepink merupakan organisasi nonprofit yang telah berdiri sejak tahun 2013 lalu. Organisasi ini berawal dari perkenalan dua orang penyintas kanker payudara, Shanti Persada dan Madelina Mutia, yang bertemu dan saling memberi dukungan saat menjalani terapi pada tahun 2012. 

“Pada 2014, Lovepink menjadi sebuah yayasan nonprofit yang menjalankan misi sosial dengan nama Yayasan Daya Dara Indonesia, yang berada di bawah kepemimpinan Samantha Barbara. Sejak akhir 2017 lalu, Lovepink sudah bergerak di Sumbar dengan nama Lovepink Padang,” kata Virtuous.

Ketua Koperasi Mandiri dan Merdeka itu menyebut, Lovepink terdiri dari individu yang secara sukarela menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mendukung visi dan misinya. Seluruh kegiatan yang dilakukan berpusat di Lovepink Care Center (LCC), yang juga menjadi sarana untuk beraktivitas bagi para penyintas kanker payudara.

“Visi Lovepink adalah mewujudkan Indonesia yang bebas dari kanker payudara stadium lanjut. Dengan misinya, meningkatkan kesadaran dan menghilangkan stigma seputar kanker payudara melalui sosialisasi seputar tanda-tanda dan pengobatan kanker payudara,” tuturnya. (*)

Riga/hantaran.co

Exit mobile version