Libatkan Dai untuk Cegah Stunting di Kabupaten Solok

dai cegah stunting kabupaten solok

Upaya percepatan penanganan stunting, Pemerintah Kabupaten Solok melibatkan penyuluh agama dai dan daiyah. Pelibatan itu mulai dilakukan dalam acara Halaqah Nasional di Ruang Rapat Sekretariat Daerah Kabupaten Solok, pada Kamis (6/10/2022).

SOLOK, hantaran.co—Upaya percepatan penanganan stunting, Pemerintah Kabupaten Solok melibatkan penyuluh agama dai dan daiyah. Pelibatan itu mulai dilakukan dalam acara Halaqah Nasional di Ruang Rapat Sekretariat Daerah Kabupaten Solok, pada Kamis (6/10/2022).

Halaqoh Nasional merupakan program kolaborasi antara Sekretariat Wakil Presiden dan Kementerian Agama serta melibatkan Kepala Perwakilan BKKBN, Kesehatan, Kependudukan dan Kominfo seluruh Provinsi serta Kabupaten/Kota se-Indonesia.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Solok Zuhendri mengatakan, stunting merupakan kependekan (fisik) atau perwujudan dari masalah kurang gizi yang kronis yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama.

Anak yang stunting tidak hanya memiliki fisik yang lebih pendek dibanding anak-anak sehat, tetapi fungsi kognitifnya pun terganggu. Akibatnya, prestasi sekolah pun tidak maksimal.

“Banyak anak Indonesia mengalami stunting. Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, secara nasional, lebih dari sepertiga atau tepatnya 37.2% anak balita (bawah lima tahun) mengalami stunting. Faktor utamanya adalah buruknya makanan yang dikonsumsi (asupan gizi), mulai saat anak masih dalam kandungan (masa hamil), baru lahir, sampai anak berusia dua tahun. Dengan kata lain, stunting anak tergantung dari perilaku orang dewasa (orang tua/pengasuh),”tuturnya.

Dijelaskannya, untuk mencegah stunting, masyarakat perlu mempromosikan perilaku-perilaku kunci, yakni ANC (antenatal care) atau kunjungan ke layanan kesehatan untuk pemeriksaan kehamilan, minum pil besi dalam jumlah tertentu selama kehamilan, IMD (Inisiasi Menyusu Dini), ASI saja bagi anak 0-6 bulan, memberi makanan bergizi seimbang dan tetap memberi ASI setelah anak berusia di atas 6 bulan sampai 2 tahun, pemberian multivitamin dan mineral, serta cuci tangan pakai sabun di waktu-waktu penting.

Diungkapkannya, pelibatan para penyuluh agama dimaksudkan untuk mengedukasi masyarakat melalui khotbah, ceramah dan tausiyah keagamaan terkait pentingnya pencegahan stunting sebagai aksi nyata bersama untuk berupaya tidak meninggalkan generasi yang lemah.

Kegiatan ini diikuti secara Vidcon oleh Staf Ahli Bid. Pemerintahan, Kemasyarakatan dan SDM Mulyadi Marcos, Kepala Dinas BKKBN Kab. Solok diwakili Sekretaris Aida Herlina, Kepala Dinas Kominfo Teta Midra, SSTP, serta beberapa perwakilan OPD terkait.

(Dafit/Hantaran.co)

 

Exit mobile version