Pendukung UAS Ancam Usir Kedubes Singapura, Ini Kata Polisi

JAKARTA, hantaran.co – Pendukung Ustadz Abdul Somad (UAS) dari Pertahanan Ideologi Sarekat Islam (Perisai) mengancam bakal mengusir pihak Kedubes Singapura jika dalam 2×24 jam tidak menyampaikan permintaan maaf. Terkait hal tersebut, Polisi menegaskan tindakan itu tidak dibenarkan secara aturan hukum.

“Tentunya kalau mengusir paksa kan perbuatan melawan hukum, tidak boleh seperti itu. Kami juga tidak ingin hal-hal seperti itu terjadi,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E Zulpan dikutip detikNews, Sabtu (21/5/2022).

Zulpan menyebut, duta besar merupakan perwakilan negara lain yang wajib dijamin keselamatannya. Pendukung UAS diminta mengikuti aturan agar tidak melakukan kegiatan yang melanggar hukum.

“Tentunya kita harus ikuti aturan yang berlaku. Duta besar kan perwakilan negara mereka di sini. Tentunya ketentuan dalam hukum internasional kita harus juga ikuti dan kita jaga. Polda Metro tentunya sebagai aparatur negara menjaga semua hal-hal yang sudah diamanatkan dalam UU dan pemerintahan,” katanya menjelaskan.

Menurut Zulpan, pihak Kedubes Singapura tidak perlu khawatir terkait ancaman dari pendukung UAS. Ia mengatakan, pihak kepolisian telah ditugaskan melakukan pengawalan di seluruh area gedung kedubes.

“Kalau penjagaan dan pengawalan itu sebenarnya sudah melekat tanpa ada kegiatan demo. Kami sudah lakukan penjagaan dan pengawalan terhadap seluruh duta besar di negara kita melalui Subdit PAM VVIP Ditpam Obvit Polda Metro, 24 jam kami lakukan. Jadi, tidak perlu khawatir terkait keamanan dan keselamatan duta besar di negara kita,” ucap Zulpan.

Pendukung UAS Tuntut Kedubes Singapura Minta Maaf

Sebelumnya, pendukung UAS dari Perisai meminta pihak Kedubes Singapura meminta maaf terkait penolakan UAS. Mereka mengancam bakal mengusir Kedubes Singapura jika dalam 2×24 jam tidak meminta maaf.

“Untuk tuntunan yang hari ini kami sampaikan, kami meminta kepada pemerintah Singapura untuk segera meminta maaf secara terbuka. Dan bilamana dalam kurun waktu 2×24 jam pemerintah tidak juga meminta maaf, maka kami sendiri yang akan mengusir Kedubes Singapura dari tanah Indonesia,” ujar koordinator lapangan, Muhammad Senanatha kepada wartawan, Jum’at (30/5).

Menurutnya, penolakan Singapura sebagai bentuk diskriminasi terhadap UAS. Penolakan itu kata dia, mencederai umat Islam di Indonesia.

“Kejadiannya itu hanya menimpa UAS. Artinya, ada status yang berbeda, ada perlakuan yang berbeda begitu. Perlakuan ini yang kami baca bahwa UAS radikal, dicap teroris. Di mana letak beliau menyatakan hal yang seperti itu? Artinya, ini sama dengan bentuk atau tindakan islamophobia itu sendiri,” ucapnya menambahkan.

Muhammad Senanatha mengatakan, terkait hal itu hingga kini pihaknya belum berkomunikasi, baik dengan UAS maupun Kedubes Singapura. Ia menyebut, Perisai berencana bakal kembali menggelar unjuk rasa dengan eskalasi massa yang lebih besar jika pemerintah Singapura melalui Kedubes tidak meminta maaf.

hantaran/rel

Exit mobile version