BUKITTINGGI, hantaran.co – Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Bukittinggi seharusnya sudah tipe A karena jasanya terhadap perjuangan kemerdekaan RI sangat besar. Ketika masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). Melalui siaran radio, disampaikan bahwa Bangsa Indonesia masih ada, hingga didengar dan diterima oleh bangsa lain.
Demikian disampaikan Wakil Wali Kota Bukittinggi Marfendi saat prosesi pisah sambut Kepala LPP RRI Bukittinggi di Aula RRI Bukittinggi, Jumat (27/10).
“Keberadaan LPP RRI Bukittinggi tidak dapat dipandang sebelah mata. Sebab tanpa siaran RRI maka Indonesia tidak akan sampai sekarang ini,” kata Marfendi.
Menurut Marfendi, RRI Bukittinggi sudah layak naik tipe dari tipe C sekarang ini. Karena berperan dalam perjuangan kemerdekaan Bangsa Indonesia. Pernyataan itu, telah pernah diucapkan Marfendi ketika ketika hadir di Auditorium Soetan Toenaro beberapa tahun lalu.
“Saya masih ingat beberapa tahun lalu di atas podium ini. Saya menyampaikan dihadapan Direksi RRI dan Dewan Pengawas RRI, bahwa RRI Bukittinggi harusnya tipe A karena jasanya terhadap perjuangan kemerdekaan bangsa. Namun tentu ada indikator untuk penilaian perubahan tipe itu, maka jajaran RRI Bukittinggi harus siapkan itu,” ujar Marfendi.
Ia menyatakan, Pemko Bukittinggi siap mendukung RRI Bukittinggi untuk berkiprah di 8 kab/kota di Sumatera Barat yang menjadi jangkauan RRI Bukittinggi.
Sementara itu, Ida Ayu Evi Handayani, Koordinator Wilayah (Korwil) XV RRI, Ida Ayu Evi Handayani menyambut baik saran dari Wakil Wali Kota Bukittinggi. Menurutnya, saat ini RRI Bukittinggi sudah punya Pro 4. Maka untuk naik tipe menjadi tipe B, perlu pengujian lagi.
“Jika RRI Bukittinggi sudah tipe B maka para Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) dan Jabatan Fungsional Umum (JFU) akan pensiun di umur 60 tahun, sedangkan di RRI tipe C masa pensiunnya 58 tahun,” jelas Ida Ayu.
Saat ini tambahnya, RRI ingin meningkat dari terrestrial ke multiplatform, sehingga tantangan positif itu perlu dimaknai bersama oleh semua pihak. RRI harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Selain itu, ia menyampaikan rotasi dan mutasi di lingkungan RRI merupakan hal biasa, dan hampir sama terjadi di sejumlah instansi vertikal. Tentu, pergantian itu ada yang dipromosikan sehingga mendapatkan apresiasi dengan menjabat sebagai kepala satuan kerja di tipe RRI yang lebih tinggi dari jabatan sebelumnya.
“Rotasi dan Mutasi Kepala RRI berdasarkan penilaian dan penunjukkan direksi. Yulian S Saaba yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala LPP RRI Bukittinggi mendapatkan promosi jabatan menjadi Kepala LPP RRI Sungailiat,” ungkapnya.(*).
Komentar