RUMAH BACA LABUAH BELOK, Sukarela Mendampingi Siswa di Saat Pandemi

Pemerintah

Salah seorang relawan pengajar di Rumah Baca Labuah Belok (RBLB), memaparkan materi ajar kepada sejumlah siswa yang bertandang setiap Sabtu dan Minggu untuk mengulang pelajaran di masa pandemi. RIGA F. ASRIL

OLEH : Riga F. Asril

Berawal dari keresahan melihat aktivitas anak dan remaja di masa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), Ayub Pono menggagas Rumah Baca Labuah Belok (RBLB) di Jorong Palimbatan, Nagari Pasia Laweh, Kabupaten Agam. Di rumah baca dengan tumpukan ribuan buku itu, anak usia sekolah dasar (SD) dari berbagai jorong datang untuk mengulang pelajaran, atau mengisi waktu dengan membaca buku, sembari tetap menerapkan protokol kesehatan.

Haluan berkunjung ke RBLB pada Sabtu (3/10/2020). Kebetulan, sejak dibuka Maret 2020 lalu, persis sejak pandemi Covid-19 ditetapkan, rumah baca itu rutin membuka pintu untuk siswanya setiap Sabtu dan Minggu. Hingga kini, Ayub dan lima rekannya masih setia memberi pendampingan.

“Peralihan model belajar dari tatap muka ke jarak jauh (PJJ) karena kebijakan di tengah pandemi, membuat banyak orang tua kesulitan membimbing anak saat belajar di rumah. Ortu yang mampu, bisa memasukkan anaknya ke bimbel atau dicarikan guru. Ada pun RBLB, hadir untuk mereka yang kesulitan, tapi tak punya biaya. Jadi, semacam bimbingan belajar (bimbel) gratis,” kata Ayub.

RBLB yang masuk dalam Kenagarian Pasia Laweh, Kecamatan Palupuah itu pada mulanya kata Ayub didirikan untuk meningkatkan minat baca bagi anak-anak dan remaja di Jorong Palimbatan dan sekitarnya. Semula, Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang itu mengaku resah mendapati aktivitas anak seusia SD di kampungnya, yang tengah keranjingan bermain game, alih-alih menyukai aktivitas bermanfaat seperti membaca buku.

“Budaya literasi di kampung ini masih perlu ditingkatkan. Saya kuliah juga jarak jauh sehingga beraktivitas di kampung saja sembari Covid-19 belum hilang. Saya lihat, aktivitas anak-anak dan remaja banyak yang kurang bermanfaat seperti main game online. Kebetulan, saya punya sedikti koleksi buku dan sedikit tabungan, lalu saya putuskan mendirikan RBLB yang perencanaannya juga dibantu orang tua,” kata Ayub lagi.

Selain buku koleksi pribadi, kata Ayub, ia juga memperoleh banyak sumbangan buku dari rekan sesama mahasiswa dan pihak lainnya. Sementara untuk dana pengoperasian RBLB sehari-hari, masih berasal dari uang pribadi dan swadaya dari para relawan di RBLB. Saat ini, sudah lebih dari 1.000 judul buku masuk dalam koleksi pustaka RBLB.

Hingga kini, kata Ayub lagi, lebih dari 20 anak usia setingkat SD jadi peserta bimbel gratis di RBLB. Meskipun lokasi RBLB cukup jauh dari permukiman warga, para orang tua disebutnya tetap bersemangat mengantar anak-anak untuk mendapatkan pendampingan belajar di rumah baca tersebut.

“Saat ini ada enam relawan yang ikut jadi pendamping di RBLB, tiga di antaranya rekan saya dari luar daerah, seementara tiga lainnya pemuda asli di sini. Bimbel kami buka setiap Sabtu dan Minggu sejak pukul 15.00 sampai 18.00 WIB. Kami bersyukur respons masyarakat dan pemerintahan kenagarian sangat positif, sehingga kami tambah semangat,” ucap Ayub.

Hal senada disampaikan salah seorang Relawan RBLB Defia Rahmi. Menurutnya, inisiatif mendirikan RBLB untuk memberikan pendampingan belajar bagi anak memang bertujuan untuk meringankan beban orang tua murid yang kesulitan dalam membimbing anak saat belajar dari rumah.

“Kami berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan ini kepada anak-anak. Sebab, di masa pandemi ini pendampingan sangat dibutuhkan bagi anak. Sementara tidak semua orang tua punya kemampuan melakukannya,” kata Defia, Minggu (4/10).

Di tengah keterbatasan karena pandemi, Defia berharap agar sedikit usaha para relawan di RBLB dapat membantu anak-anak untuk memahami materi pelajaran yang diberikan guru di sekolah, sehingga pada akhirnya perkembangan pengetahuan anak tidak terhalang karena wabah yang memaksa sekolah tak beroperasi sebagaimana mestinya.

Sementara itu, Wali Nagari Pasia Laweh Zul Arfin Datuak Parpatiah mengatakan, pihak nagari mengaku bangga dan mengapresiasi langkah yang dilakukan para relawan RBLB, yang dinilai sangat membantu orang tua dalam memberikan pendampingan bagi anak dalam proses belajar di tengah pandemi.

“Apa yang para relawan RBLB lakukan ini sesuai dengan visi dan misi Nagari Pasia Laweh. Upaya yang dilakukan benar-benar membantu nagari dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) sejak usia dini. Terlebih kegiatan ini dilakukan secara partisipatif oleh keluarga relawan RBLB dengan tidak memungut biaya sepeser pun,” kata Zul Arfin.

Zul Arfin berharap, RBLB tetap bertahan dalam kondisi apa pun, dan terus memotivasi anak-anak di kenagarian itu untuk terus menggiatkan budaya literasi. “Termasuk kami berharap untuk ikut menyelaraskan pendidikan umum dan pendidikan agama bagi anak-anak,” ucapnya menutup. (*)

Exit mobile version