Tunjang Perekonomian, Athari Gauthi Bawa Puluhan Miliar ke Sumatera Barat

SOLOK, hantaran.co — Anggota DPR RI dari Partai Amanat Nasional (PAN), Athari Gauthi Ardi, kembali berhasil menarik dana pusat untuk Sumbar. Setelah program bedah 1.000 rumah berhasil, kali ini Athari  berhasil menarik Rp13,4 miliar dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) guna membiayai sejumlah program peningkatan perekonomian masyarakat di daerah pemilihan (Dapil 1) Sumbar.

Seperti proyek Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW), yang mana untuk tahun 2020 ini, program PISEW dari Athari tersebar di dua kabupaten, yakni Kabupaten Solok dan Kabupaten Sijunjung, sebanyak 14 paket dengan nilai masing-masing Rp600 juta.

Dikatakan Athari, untuk tahun 2020 ini program PISEW tersebar di Kabupaten Solok dan Kabupaten Sijunjung. Namun, untuk tahun berikutnya program serupa akan di sebar juga di daerah-daerah lain.

“Beberapa program yang telah berhasil kita bawa ke Sumbar diantaranya, program bedah 1.000 rumah tidak layak, pembangunan dan perbaikan irigasi dalam program penguatan petani pemakai air (P3A). Selain itu, ada program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) di 5 titik di Sumbar, dengan nilai Rp 1 miliar,” katanya.

Khusus program Kotaku, jelasnya, ada lima titik yang disetujui oleh pemerintah pusat, masing-masing titiknya bernilai Rp1 miliar. “Tapi program ini belum bisa direalisasikan karena anggaran belum tersedia,” sebut anggota DPR RI dari Komisi V ini.

Athari menjelaskan, setelah PSBB, pemerintah mulai melakukan  pemulihan dan mempersiapkan pembangunan-pembangunan infrastruktur di daerah. Hal itu dikhususkan untuk memperbaiki perekonomian masyarakat.

Pembangunan ini perlu disertai dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). SDM ini diperlukan agar pembangunan infrastruktur ini tetap terpelihara, serta membuka peluang investor masuk ke Sumbar.

“Saya harap pemerintah  bisa membuat kebijakan yang melindungi masyarakat lokal. Contohnya membuat kebijakan yang mengharuskan perusahaan untuk mempekerjakan 30 persen masyarakat lokal. Sehingga, investasi yang masuk memberikan efek pada masyarakat lokal,” katanya. (h/isr)

Exit mobile version