PADANG, hantaran.co — Universitas Ekasakti (UNES)-AAI Padang terus menunjukkan pengabdian nyata di tengah masyarakat. Melalui Fakultas Pertanian, pihak kampus menggelar pelatihan pemanfaatan sampah rumah tangga menjadi ramuan organik bagi tanaman, yang diikuti oleh 40 anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Puskud Saiyo, Koto Panjang Ikur Koto, Kota Padang.
Dalam pelatihan ini, hadir langsung sebagai narasumber, Dekan Fakultas Pertanian Unes Dr. I Ketut Budaraga M.Si. Pelatihan materi dan praktek sendiri digelar selama sehari, pada Minggu (6/9) lalu. Dalam paparannya, narasumber menyampaikan bahwa sampah kerap dianggap benda tidak bernilai dan menjadi masalah serius di tengah masyarakat.
“Kenyataannya, hampir di semua kota di Indonesia, mengalami masalah dalam pengolahan sampahnya. Ini salah satunya disebabkan kurangnya tempat pembuangan sampah resmi yang disediakan pemerintah, ditambah lagi kurangnya kesadaran masyarakat untuk tertib dalam membuang sampah,” kata Ketut di hadapan peserta pelatihan.
Ketut menyebutkan, hingga saat ini masih banyak warga yang terkesan santai saat membuang sampah di selokan, sungai, dan aliran menuju laut. Dampak lebih jauhnya adalah, kerusakan pada ekosistem laut seperti ikan dan terumbu karang. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pada 2016 saja terdapat 65 ton sampah dari berbagai jenis, yang didominasi oleh sampah organik sebanyak 60 persen, sampah plastik 15 persen, dan sampah lain-lain 25 persen.
“Dalam sepuluh tahun terakhir, volume sampah plastik terus mengalami peningkatan. Apabila sampah jenis ini tidak dikelola dengan baik, maka akan berdampak tercemarnya lingkungan dan menimbulkan penyakit. Sehingga kami di Unes merasa ini perlu mendapatkan perhatian intensif,” kata Ketut lagi.
Di Kota Padang sendiri, kata Ketut, peraturan tentang pengelolaan sampah yang menyertakan sanksi atas perilaku buang sampah sembarangan, belum berlaku efektif untuk membuat seluruh warga tertib dalam pengelolaan sampah masing-masing. Termasuk sampah rumah tangga.
“Sampah rumah tangga mestinya dapat dibedakan antara kering dan basah, atau sampah organik dan anorganik. Bila proses penanganannya baik, maka akan mengurangi pembuangan sampah sembarangan, dan membuat polusi lingkungan menjadi menurun. Oleh karena itu kami hendak memberi pengetahuan terkait pengolahan sampah menjadi ramuan organik tanaman,” kata Ketut lagi.
Menyambut digelarnya pelatihan tersebut, Sekretaris KWT Puskud Saiyo Ernawati Latif mengaku sangat mengapresiasi kesediaan narasumber dari UNES Padang untuk datang langsung memberikan pengetahuan. Ia mengakui, sampah rumah tangga selama ini kerap terbuang begitu saja, padahal sebagian dari sampah tersebut bisa diolah sebagai ramuan organik bagi tanaman.
“Dengan pelatihan ini, tentu kami akan berusaha agar sampah rumah tangga ke depan dapat dimanfaatkan menjadi pupuk, yang salama ini memang dibutuhkan minimal untuk tanaman pekarangan, yang sebenarnya ikut membantu pendapatan masyarakat tani,” kata Ernawati.
Ishaq/hantaran.co
Komentar