Dinsos Sumbar baru mendapatkan instruksi dari Kemensos untuk melakukan pendataan. Untuk proses selanjutnya setelah pendataan, menunggu arahan dari pemerintah pusat.
JUMAIDI
Kepala Dinas Sosial Sumbar
PADANG, hantaran.co — Pemerintah daerah di Sumbar masih melakukan pendataan terhadap anak-anak yang menjadi yatim, piatu, maupun yatim-piatu karena orang tua yang meninggal setelah terpapar Covid-19. Terkait hal ini, Kementerian Sosial (Kemensos) sejauh ini telah udah menyiapkan anggaran bantuan senilai Rp24 miliar.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sumbar Jumaidi mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan pendataan terhadap anak yang kehilangan orang tua karena terpapar Covid-19. Melihat data pada sumbarprov.go.id pada Minggu (5/9), jumlah pasien Covid-19 yang meninggal di Sumbar sudah mencapai menembus 2.019 kasus.
“Kami sedang lakukan pendataan di kabupaten/kota, karena nanti akan diberikan bantuan oleh pemerintah. Kementerian Sosial sedang menyiapkan anggaran khusus untuk bantuan bagi anak yatim, piatu, maupun yatim piatu yang terkena Covid-19,” ujar Jumaidi kepada Haluan, Minggu, (5/9/2021).
Pemerintah daerah, sambung Jumaidi, terus mengupayakan percepatan pendataan anak-anak yang kehilangan orang tua akibat Covid-19. Ia mengakui bahwa proses pendataan tersebut memakan waktu yang cukup lama, termasuk pada tingkat kabupaten/kota.
“Di samping itu, Dinsos Sumbar sendiri baru mendapatkan instruksi dari Kemensos untuk melakukan pendataan. Sedangkan untuk proses selanjutnya setelah pendataan ini, masih menunggu arahan dari pemerintah pusat,” ujarnya lagi.
Jumaidi mengatakan, sejauh ini Dinsos Sumbar telah memiliki dan menjalankan program bantuan berupa santunan bagi anak yatim piatu berupa bantuan sosial tunai (BST). Program ini rencananya akan dialihkan kepada anak-anak yang kehilangan orang tuanya karena terpapar Covid-19.
“Untuk tahun ini, bantuan ini hanya diberikan kepada anak yatim yang terdampak oleh Covid-19. Namun pada tahun depan, bantuan ini akan diberikan kepada semua anak yatim, piatu, atau yatim piatu yang orang tuanya meninggal setelah terpapar Covid-19,” ujarnya lagi.
Terpisah, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Sijunjung, Yofritas, juga menyampaikan hal yang sama. Saat ini pihaknya masih melakukan pendataan terhadap jumlah anak yang kehilangan orang tua yang meninggal dunia karena Covid-19. Hingga saat ini, sudah 16 anak yang terdata dan pendataan akan terus dilanjutkan.
Yofritas menambahkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sijunjung sendiri akan menyiapkan program bantuan sosial bagi anak yatim piatu, yang bersumber dari Kementerian Sosial dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).
“Ada dua kementerian yang akan memberikan bantuan untuk anak-anak yang kehilangan orang tua karena Covid-19 ini. Ini sekaligus bertujuan untuk pemulihan dampak psikologis anak,” ujar Yofritas kepada Haluan, Minggu (5/9/2021).
Ia menambahkan, untuk saat ini, pihaknya masih fokus melakukan pendataan jumlah anak yang kehilangan orang tua. Setelah itu, Dinsos akan menunggu instruksi lebih lanjut dari pemerintah pusat.
Edaran Presiden
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo sudah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2021 tentang perlindungan khusus bagi anak, termasuk bagi anak-anak yang menjadi yatim, piatu, dan yatim-piatu karena orang tuanya meninggal setelah terpapar Covid-19. Menindaklanjuti hal itu, Kemensos RI telah menyiapkan anggaran bantuan senilai Rp24 miliar.
“Kami dapatkan banyak aduan tentang anak yatim, piatu, dan yatim piatu karena orang tuanya meninggal akibat Covid-19. Kita masih coba mengumpulkan anggaran dan saat ini sudah terkumpul Rp24 miliar,” kata Menteri Sosial Tri Rismaharini, dikutip dari kemensos.go.id.
Risma menyebutkan, negara memastikan hadir untuk memberikan perlindungan bagi anak yatim, piatu, dan yatim piatu, baik yang terdampak Covid-19 maupun yang tidak terdampak. Ia pun meminta pemerintah daerah memastikan dan mengakselerasi proses pendataan terhadap dan segera menyampaikan pada Kemensos RI.
“Kami berharap akhir bulan ini data sudah terkumpul. Data yang sudah ada bisa langsung kita beri bantuan,” katanya lagi.
Selain bansos, sambung Risma, pemerintah juga memberikan layanan pengasuhan kepada anak-anak yang kehilangan orang tua karena Covid-19. Ia akan menyiapkan Balai Sosial maupun di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) untuk merawat anak-anak yatim, piatu, dan yatim piatu yang membutuhkan.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak Perempuan dan Pemuda Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Femmy Eka Kartika Putri menjelaskan, saat ini pemerintah tengah menggodok data anak-anak yang ditinggalkan orang tua akibat Covid-19.
Hingga akhir Agustus, sambung Femmy, Kemenko PMK sudah mendata sekitar 8.396 anak yang yatim karena Covid-19. Sementara itu, Kemensos melalui Dirjen Rehabsos sudah mendata “by name by adress” anak-anak yang yatim akibat Covid-19, di mana sejauh ini sudah terdata 8.274 anak.
“Data tersebut masih fluktuatif dan terus berkembang. Untuk pendataan ini diperlukan sinergi dan koordinasi yang berkesinambungan antar Kementerian dan Lembaga agar tidak ada data yang tumpang tindih,” ujarnya.
Selain itu, diperlukan sinkronisasi dengan data Disdukcapil Kemendagri, agar data-data anak juga berdasarkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sehingga bisa mendapatkan perhatian khusus dari skema bantuan sosial pemerintah. Termasuk juga dengan agar Kementerian Kesehatan dalam menyajikan data orang tua yang meninggal karena Covid-19.
“Pada saat ini, yang menjadi perhatian Presiden dan masyarakat umum adalah anak-anak yang orang tuanya meninggal karena Covid-19, dan sangat membutuhkan bantuan dari negara dan pemerintah,” ujarnya menutup. (*)
Ogy/Darwina/hantaran.co
Komentar